Jakarta (ANTARA News)- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D. Hadad, mengatakan bahwa meski kredit konsumsi meningkat, namun kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sektor tersebut juga ikut meningkat, terutama didorong oleh kartu kredit. Saat ini, menurut dia di Jakarta, Senin, kredit konsumsi perbankan tercatat Rp49,5 triliun, sedangkan kredit bermasalahnya mencapai Rp2,6 triliun. "Untuk kartu kredit saya lupa angkanya," katanya. Untuk itu, ia menghimbau, agar perbankan mewaspadai masalah ini. "Jadi perlu diwaspadai oleh kalangan perbankan," katanya. Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum memikirkan untuk membuat peraturan mengenai hal itu. "'Nggak' ada," katanya, ketika ditanyakan wartawan, apakah akan ada peraturan masalah itu. Selain itu, ia menegaskan, saat ini pihaknya tengah berusaha mencari bisnis model yang tepat bagi perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Oleh karena, menurut dia, BPR harus bersaing dengan koperasi dan baitul maal wal tamwil (BMT) di daerah-daerah. "Kita pikirkan binis model yang tepat," katanya. Ia juga menyoroti masih adanya modus penggunaan BPR untuk kepentingan pribadi sehingga merugikan para nasabah BPR. Untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), BI menyerukan perlunya bersinergi untuk menghadapi persaingan antar perbankan yang semakin ketat, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008