Jakarta (ANTARA News) - Perum Perumnas akan mengurangi kemitraan dengan pengembang swasta dalam mengelola lahan-lahan perumahan yang dimiliki, kecuali ada nilai tambah yang ditawarkan yang tidak dimiliki oleh Perumnas. "Kami akan optimalkan sumber daya yang ada," kata Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi V di Jakarta, Selasa malam. Program kemitraan akan dijalankan pada kawasan tertentu saja. Namun harus ada nilai tambah bagi Perumnas seperti dalam pembangunan super block nantinya harus ada pengalaman yang dapat dipakai, ujarnya. Salah satu yang akan dikembagkan dalam waktu dekat pemanfaatan lahan di Kemayoran seluas 20 hektar. Sudah terbangun Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) 15,6 hektar atau sebanyak 4.300 unit, jelasnya. Dengan demikian terdapat 14,4 hektar yang harus dikembangkan tetapi masih menunggu izin Badan Pengelola Kemayoran, Sesuai tugas, Perumnas merencanakan membangun Rusuna Milik, jelasnya. Perumnas, kata Himawan, memiliki lahan yang layak dibangun Rusunami diantaranya Pulo Gebang 6 menara, Cengkareng 10 menara, serta Kemayoran 5 menara. Dengan demikian terdapat 21 menara atau 6.000 unit. Ke depan Perumnas akan mengembangkan super block atau proyek mix used lainnya, Sementara ini kami masih belajar dari mitra. Ke depannya mungkin akan menggunakan tenaga sendiri, paparnya. Menurutnya, kendala pembangunan Rusunami diantaranya soal lahan, Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) cenderung tinggi diperkotaan sehingga harga jual Rusunami tidak terjangkau, katanya. Sedangkan untuk rumah sederhana sehat (RSH) Perumnas pada tahun 2004 - 2006 membangun 15.645 unit, sedangkan tahun 2007 realisasinya 3.245 unit atau 26 persen dari rencana. Persoalan yang dihadapi pembangunan RSh diantaranya modal kerja, pengadaan tanah, pengendalian harga tanah, perizinan, prasarana umum, serta kondisi Perumnas sendiri tergolong organisasi besar.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008