Jakarta (ANTARA News) - Kondisi Soeharto yang masih labil sejak dua hari terakhir, setelah sempat dinyatakan membaik, membuat tim dokter memutuskan untuk tidak memulangkan lebih dulu mantan orang nomor satu Indonesia itu ke rumahnya di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. "Beberapa hari lalu, memang ada rencana pulang, tetapi karena kondisinya kembali tidak stabil, ya tidak akan dipulangkan dulu," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, dr Mardjo Soebiandono, di RSPP, Jakarta, Rabu dinihari. Memasuki pekan ketiga, kondisi Soeharto dinyatakan kembali labil. Ini ditandai dengan masih belum berfungsinya saluran pernapasan secara optimal, kerja jantung yang labil dan timbunan cairan yang belum bisa sepenenuhnya diatasi. Untuk makan, kata Mardjo, sang jenderal besar masih harus dibantu melalui infus dan baru Kamis dicoba kemungkinan untuk makan makanan yang agar keras seperti bubur. Pernapasan, lanjut dia, juga masih dibantu dengan alat bantu pernapasan atau ventilator. Kondisi diperparah dengan timbunan cairan dan infeksi yang ada di tubuh mantan presiden kedua RI itu. "Dengan kondisi demikian tidak mungkin, segera pulang," ujarnya menegaskan. Sementara itu, anggota Tim Dokter Kepresidenan yang lainnya, dr Djoko Rahardjo mengatakan, tim dokter kini terus berupaya untuk menstabilkan kondisi Soeharto dengan mengeluarkan cairan hingga 2000 centimeter kubik per 24 jam untuk mengambil cairan yang masih menggenangi paru-paru mantan pemimpin Orde Baru itu. Selain itu, tambah dia, tim dokter juga terus memberikan tambahan dosis antibiotik dan obat-obatan untuk mengurangi infeksi saluran sistemik yang belum bisa ditangani secara makismal serta mengurangi gangguan pencernaan. "Untuk pernapasan, Pak Harto 40 persen masih dibantu ventilator," ujarnya. Pada kesempatan yang sama mantan Mensegneg Moerdiono mengemukakan saat ini kondisi Soeharto memang kembali labil. "Sekarang beliau sedang tidur, ditunggui seluruh anggota keluarga, termasuk anak dan cucu," ujarnya. Moerdiono menambahkan, tim dokter terus berupaya untuk menstabilkan kembali kondisi Soeharto yang kembali labil. "Saya kira, dokter sudah banyak menjelaskan tentang langkah-langkahnya," kata Moerdiono. Tentang kemungkinan Soeharto dirawat di rumah, ia hanya diam sambil memasuki mobil dan menutup pintu. Meski kesadaran Soeharto membaik, belum optimalnya kerja dan fungsi jatung, paru-paru hingga timbunan cairan serta infeksi yang belum dapat ditangani maksimal, membuat kondisi umum mantan penguasa Orde Baru itu labil. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008