Tokyo (ANTARA News)- Jepang, Kamis menyampaikan satu protes pada kedubes Rusia menyangkut satu skandal mata-mata di mana seorang pejabat Jepang dituduh menyerahkan informasi kepada Moskow, kata kementerian luar negeri. Polisi sebelumnya mengirim berkas mereka menyangkut kasus itu ke kejaksaan. Pejabat intelijen Jepang itu dituduh menerima uang dari para staf kedubes yang menangani masalah itu. Kemlu mengatakan kedubes Rusia tidak membantu polisi, menolak permintaan untuk berbicara dengan empat karyawan kedubes tersebut. Jepang "menyatakan sangat menyesalkan bahwa pihak yang mengusut kasus itu tidak mendapat bantuan dan memprotes keras atas insiden itu," kata sebuah pernyataan kementerian itu . Seorang diplomat Rusia mengatakan empat karyawan itu sudah pulang ke Rusia setelah menyelesaikan misi mereka, kata pernyataan Jepang itu. Pejabat Jepang berusia 52 tahun itu bekerja di Kantor Intelijen dan Riset Kabinet dituduh menerima uang dan dijamu makan malam oleh para karyawan kedubes Rusia. Pria Jepang yang bertugas pada seksi mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk pemerintah pusat, diduga menyerahkan laporan-laporan mengenai perkembangan-perkembangan politik Jepang. Ia dipecat pekan lalu oleh Kantor Kabinet. PM Yasuo Fukuda menyatakan sakit hati ketika kasus itu terungkap dan mengatakan: " Secara jujur, hal yang penting dari masalah ini adalah mengejek." Jepang tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Rusia yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II karena sengketa atas empat pulau yang diduduki pasukan Sovyet beberapa hari setelah Tokyo menyerah tahun 1945, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008