Tokyo (ANTARA News) - PM Jepang Yasuo Fukuda, di Tokyo, Minggu, menyampaikan belasungkawa atas nama pemerintah dan rakyat Jepang, menyusul wafatnya mantan presiden Soeharto akibat sakit pada usia 86 tahun di Jakarta, Minggu (27/1). PM Fukuda dalam kesempatan itu memuji Soeharto sebagai sahabat Jepang, karena presiden kedua RI itu merupakan presiden yang mengupayakan pembangunan persahabatan Jepang-Indonesia secara permanen, demikian Kyodo. Fukuda langsung menyampaikan ucapan belasungkawa begitu mengetahui Soeharto wafat pada Minggu siang, tidak lama setelah ia kembali dari Davos, Swiss, mengikuti forum ekonomi dunia. Ia lantas memerintahkan stafnya untuk segera mengirimkan ucapan belasungkawa ke Jakarta, guna menjadi kepala pemeirntahan yang merespon dengan cepat atas meninggalnya mantan presiden dari negara yang menjadi salah satu sahabat utama Jepang. Meninggalnya Soeharto juga terjadi saat Indonesia dan Jepang sedang giat-giatnya memperingati 50 tahun hubungan bilateral kedua negara yang dibangun pertama kalinya pada 1958. Fukuda juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam rakyat Jepang kepada rakyat Indonesia, mengingat hubungan yang erat kedua negara dan bangsa itu di masa Orde Baru. Jepang memang merupakan negara yang pertama kali dikunjungi Soeharto saat mantan Pangkostrad itu baru saja dilantik sebagai Presiden kedua, menggantikan Soekarno. Soeharto kemudian membangun Orde Baru, orde yang mengkoreksi total rezim sebelumnya, terlebih dengan kodisi ekonomi yang sedang morat marit saat itu. Soeharto lantas memilih Jepang dan segera bertolak ke Negeri Sakura itu, hal menjadikannya sebagai kunjungan luar negerinya yang pertama kali. Soeharto lantas meminta Jepang membantu pemerintahannya membenahi perekonomian nasional. Sejak itulah Soeharto menjadikan Jepang sebagai sahabat utama dalam membangun perekonomiam Indonesia hingga sekarang. Jenderal Besar itu meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) pada hari Minggu (27/1) pukul 13.10 waktu setempat, akibat sakit semakin melemahnya organ tubuh yang dideritanya. Soeharto memerintah Indonesia selama 32 tahun dan kemudian mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 sebagai presiden, menyusul gelombang reformasi yang melanda Indonesia dan menuntutnya lengser dari kekuasaan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008