Jakarta (ANTARA News) - Kepergian mantan Presiden HM Soeharto yang terbilang mendadak, -setelah sehari sebelumnya kondisinya dinyatakan membaik, ternyata tidak hanya menyibukkan para pejabat di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Pasca pengumuman resmi Ketua tim dokter kepresidenan, Mardjo Soebiandono, di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Minggu siang, bahwa mantan orang nomor satu di Indonesia itu telah berpulang pada pukul 13.10 WIB dalam usia 86 tahun, kesibukan pun dimulai. Berita meninggalnya Soeharto mengejutkan tidak hanya publik Indonesia dan para kuli tinta yang kemudian segera berhamburan ke rumah sakit untuk memastikan jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Nomor 6 dan 8, Menteng, Jakarta Pusat, namun juga para staf perwakilan negara sahabat di Indonesia ataupun staf perwakilan Indonesia di luar negeri. Bagaimanapun juga Soeharto adalah salah seorang tokoh yang cukup berpengaruh di kawasan di era 90-an melalui sejumlah sepak terjangnya di berbagai organisasi kawasan, antara lain ASEAN dan Gerakan Non Blok (GNB). Ucapan belasungkawa pun mengalir dari berbagai belahan dunia atas kepergian Soeharto. Menlu Malaysia Syed Hamid Albar segera setelah mendengar kabar wafatnya mantan Presiden Soeharto mengatakan kepergian Soeharto adalah suatu kehilangan besar bagi kawasan itu. "Meninggalnya Soeharto sudah tentu membuat rakyat Indonesia berduka, tapi juga rakyat Malaysia dan kawasan ASEAN turut berduka karena kepemimpinan Soeharto telah berhasil menciptakan stabilitas politik di kawasan ASEAN yang memungkinkan negara-negara ASEAN melakukan pembangunan ekonomi," katanya. Selain itu, lanjut dia, Soeharto bersama Menlu Adam Malik memprakarsai penghentian konfrontasi Indonesia-Malaysia. "Sejak Soeharto menjadi presiden Indonesia, hubungan Indonesia-Malaysia mesra," katanya. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Malaysia mengutus delegasi tingkat pejabat tinggi, termasuk mantan PM Mahathir Mohamad dan Deputi PM Najib Razak, guna menghadiri upacara pemakaman di Solo, Jawa Tengah, pada Senin pagi (28/1). PM Abdullah Ahmad Badawi tidak hadir. Mahathir -- sahabat baik Soeharto -- juga menjenguk Soeharto saat ia dirawat di RSPP. Filipina Senada dengan Malaysia, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Soeharto dan mengatakan mendiang "tidak akan pernah dilupakan". Gloria Arroyo memuji kepemimpinan Soeharto di kawasan Asia Tenggara dan sumbangannya untuk membangun perdamaian di Mindanao, kawasan Filipina selatan. "Atas jasa-jasanya ini, Presiden Soeharto tak akan pernah dilupakan," ujarnya sebagaimana dikutip dari DPA. Gloria, yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab, mengatakan, "generasi-generasi Filipina dan anggota ASEAN senantiasa akan mengenang Presiden Soeharto atas peran kuncinya dalam membangun masyarakat di kawasan ini." "Sebagai salah satu dari Bapak ASEAN, Presiden Soeharto merupakan salah satu pemimpin yang memiliki visi cemerlang untuk membangun perdamaian, kemajuan dan kemakmuran ASEAN, yang dibangun dengan penuh penghormatan dan saling-pengertian," katanya . Australia Pujian senada juga muncul dari mantan Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer. "Ia memiliki visi yang sangat baik untuk membangun masyarakat Asia Tenggara yang kuat, dan memandang positif tentang Australia merupakan bagian dari visinya," kata Downer seperti dikutip kantor berita Australia, AAP. Hubungan para pejabat Australia dengan Soeharto "mesra" di masa Perdana Menteri Paul Keating, yang melakukan kunjungan sebanyak enam kali dalam empat tahun menjabat perdana menteri. Pada 1995, Keating dan Soeharto menyepakati pakta pertahanan yang kemudian dibatalkan oleh Indonesia pada 1999 ketika Canberra memimpin pasukan koalisi di Timor Timor menyusul kemerdekaan bekas provinsi Indonesia itu. Indonesianis, Greg Fealy dari Universitas Nasional Australia di Cenberra, menilai bahwa Keating tidak sendirian memuji jenderal purnawirawan itu. "Umumnya, pemerintah Australia berturut-turut sangat puas bahwa Soeharto adalah presiden Indonesia," kata Fealy. Memang, pada umumnya, sikap terlalu pro-Barat dan menaruh penekanan terhadap stabilitas dalam negeri Indonesia, dan dengan itu melindungi Australia dari banyak kesulitan. Senada dengan seniornya, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memuji peran Soeharto dalam memajukan Indonesia dan membantu membangun ASEAN dan APEC, dan menggambarkan almarhum sebagai figur yang sangat berpengaruh di kawasan ini termasuk Australia. Namun, pemimpin sayap kiri-tengah itu tidak segan mengkritik Soeharto saat memimpin. Dia juga menggambarkan almarhum sebagai figur yang kontroversial mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan Timor Timur. "Indonesia kini sukses sebagai negara demokrasi modern, (itu) menjadi sangat penting, bukan saja bagi Australia, tapi juga di kawasan ini dan dunia," paparnya. Selain para tokoh tersebut sejumlah tokoh lain juga turut menyampaikan ucapan belasungkawanya, antara lain mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, PM Singapura Lee Hsien Loong dan PM Jepang Yasuo Fukuda. Sejumlah duta besar negara-negara sahabat juga dijadwalkan mengikuti prosesi pemakaman mantan presiden Soeharto di Astana Giribangun, Solo, Jawa Tengah sekitar Senin siang. Wisma KBRI Selain para perwakilan negara sahabat di Indonesia, sejumlah perwakilan RI di luar negeri pun sibuk menyiapkan buku ucapan belasungkawa bagi seluruh diplomat ataupun warga yang ingin memberikan ucapan belasungkawa di KBRI atau Wisma Indonesia. KBRI Beijing selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (28-30 Januari) akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan negara asing yang berkedudukan di China untuk menyampaikan duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto. "Kami mulai besok Senin hingga Rabu akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan asing yang ada di China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing. Hal yang sama juga dilakukan di Australia. "Pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang sudah dilakukan, sedangkan anggota masyarakat yang mau mengisi buku duka di KBRI Canberra, mereka dapat melakukannya pada pukul 10.00-12.00 atau pukul 14.00-16.00 waktu Canberra," kata Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi. KBRI Canberra juga menyelenggarakan doa bersama untuk Pak Harto pada Senin malam pukul 20.00 waktu setempat di ruang Balai Kartini, katanya. Pemberian kesempatan kepada khalayak umum di Australia untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Soeharto melalui buku duka juga dilakukan seluruh kantor perwakilan RI di Darwin, Melbourne, Sydney, dan Perth. Kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Tokyo dan Osaka juga memutuskan menggelar hari belasungkawa selama tiga hari berturut-turut bagi kalangan pemerintah Jepang, diplomat asing serta anggota parlemen Jepang untuk menyampaikan belasungkawa, kata Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar. "Kami juga menyampaikan bahwa Konjen Osaka membuka pintu dan menyediakan waktu untuk siapa saja yang ingin menyampaikan ucapan belasungkawa. Hal itu dilakukan selama tiga hari penuh," ujar Konjen RI di Osaka Pitono Purnomo. Sementara itu Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Makmur Widodo kepada wartawan ANTARA mengatakan bahwa mantan presiden Soeharto masih memiliki reputasi yang tergolong positif di kalangan pemerintahan Republik Federal Jerman, tak terkecuali Presiden Republik Federal Jerman Horst Kohler "Beberapa waktu lalu saat bertemu, Presiden Kohler sempat menanyakan bagaimana kondisi Pak Harto. Itu artinya memang dunia tetap mengikuti perkembangan kesehatan mantan presiden itu," katanya. Menurut Makmur Widodo , hubungan baik mantan penguasa Orde Baru itu dengan pemerintah Jerman adalah karena adanya kedekatannya dengan mantan Kanselir Jerman Barat (sebelum reunifikasi) Helmut Kohl dari partai CDU. "Apalagi dengan adanya Pak Habibie selama puluhan tahun sebagai orang kepercayaan Pak Harto dalam pemerintahan," ujarnya. Hubungan baik, tambahnya, juga dimiliki "The Smiling General" itu dengan mantan kanselir Gerhard Schroeder sehingga diperkirakan KBRI akan menerima banyak ucapan belasungkawa atas meninggalnya "Bapak Pembangunan" itu. Kedubes RI, katanya, langsung berencana menggelar shalat gaib bersama dengan seluruh WNI dan keturunan Indonesia di Berlin pada Minggu petang di Aula Kedubes RI yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan tahlilan. Selain itu, tambahnya, KBRI juga akan memasang bendera Merah Putih setengah tiang selama satu pekan dan membuka kesempatan pemberian ucapan belasungkawa bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan di Jerman. Segala kesibukan itu sedikit banyak menjadi bukti akan rekam jejak pengaruh sepak terjang Soeharto selama 32 tahun masa pemerintahannya di Indonesia. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008