Banjarmasin (ANTARA News) - Mantan Presiden RI ke-2 H Muhammad Soeharto dinilai sangat berjasa terutama dalam menyelamatkan negara dan bangsa Indonesia dari kondisi keterpurukan. "Era sebelum kepemimpinan Presiden Soeharto periode tahun 1964-1965, kondisi perekonomian negara dan bangsa Indonesia dalam keterpurukan," kata Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Selatan (Kalsel) H Abdussamad Sulaiman H Basirun kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa. Disebutkan, ketika itu kondisinya dimana harga sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) selain mahal atau berada diluar daya jangkau beli rakyat, juga sulit mendapatkannya. DPD Partai Golkar Kalsel bersama para ulama dan tokoh masyarakat melaksanakan salat gaib dan tahlilan mendo`akan mantan Presiden Soeharto yang telah dipanggil menghadap sang khalik. Tapi sejak almarhum Soeharto memegang tampuk kepemimpinan nasional kondisi bangsa Indonesia berangsur membaik, yang ditandai dengan berbagai keberhasilan pembangunan, antara lain swasembada pangan yang diakui dunia internasional, serta kondisi perekonomian dan terwujudnya stabilitas nasional yang dapat dirasakan rakyat banyak. "Oleh karena itu, kita berharap kepemimpinan nasional sekarang dan mendatang dapat melanjutkan cita-cita luhur almarhum Presiden kedua Republik Indonesia (RI), seperti membangkitkan kembali kondisi negara dan bangsa dari krisis ekonomi dalam waktu yang tidak terlalu lama, guna mengurangi beban kehidupan rakyat Indonesia," ujar Haji Leman (panggilan akrab HA Sulaiman HB). Ketua DPD Partai Golkar Kalsel yang juga pendiri Kesebelasan Barito Putra yang sempat membawa harum nama daerah "Bumi Pangeran Antasari" Kalsel dalam dunia persepakbolaan nasional itu, mengajak semua kalangan mendoakan semoga almarhum HM Soeharto mendapat keampunan serta tempat yang layak di sisi Nya, dan mendapat ganjaran setimpal atas segala amalnya dari Allah SWT. "Selain itu, bagi kelurga almarhum serta kita yang ditinggalkan semua selalu dikuatkan iman, dan dapat melanjutkan cita-cita perjuangan luhur untuk membangun negara dan bangsa ini yang lebib baik lagi," demikian Haji Leman. Sebelum shalat ghaib bersama didahului dengan salat Maghrib berjemaah, dengan iman, KH Matran Lc, seorang pemuka agama yang sudah sepuh dan tetap setia pada perjuangan Golkar, serta tahlilan yang didahuli dengan pembacaan Surat Yasin untuk almarhum HM Soeharto, dipimpin KH Sofyan Hanafi, juga seorang ulama Golkar. Sedangkan doa bersama dipimpin KH Hudari, yang hampir tak pernah absen dalam setiap kegiatan DPD Partai Golkar Kalsel. Suasana pembacaan do`a ketika itu seakan sedang berada dipemakaman pada umumnya, hening-kecuali sesekali terdengan suara ucapan "amin", mendengarkan untaian do`a tersebut antara lain berbunyi, "ya nafsu mutma`innah".(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008