Jakarta (ANTARA News) - Resesi di Amerika Serikat (AS) yang mungkin akan terjadi tahun ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi pertumbuhan investasi Indonesia, jika pemerintah mampu memberikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan investasi. Menurut Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), M Lutfi, di Jakarta, Selasa, realisasi investasi 2007 di Indonesia mencapai 14,4 miliar dolar AS. Dia mengatakan BKPM menargetkan pertumbuhan investasi di 2008 akan mencapai 15,2 persen, walaupun Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati telah mengatakan target investasi tahun ini mencapai 12 persen saja. Dikatakannya, cara yang harus dilakukan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan investasi adalah dengan menyepadankan penciptaan komoditas, dimana barang mentah harus diproses menjadi barang setengah jadi. Terkait dengan perekonomian dunia, menurut dia, karena banyak komoditas Indonesia yang tidak ada sangkut pautnya dengan perekonomian AS, maka yang harus dilakukan justru memproteksi komoditas nasional tersebut yang 60 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Kalau tidak salah ekspor Indonesia ke Amerika hanya dua persen, sedangkan 60 persen dari komoditas kita digunakan untuk kebutuhan kita sendiri," katanya. Masalah yang mungkin terjadi saat terjadi perlambatan ekonomi AS terjadi adalah barang-barang China akan didumping ke Asia Tenggara. "Sehingga pertanyaannya menjadi siapkah pemerintah menghadapi hal tersebut," ujarnya. Menurut dia, di situlah mekanisme pasar harus diperjelas, bukan berarti Indonesia menolak masuknya barang China. Namun, dengan mekanisme pasar yang baik pemerintah harus dapat melindungi industri nasional. "Jadi pelemahan ekonomi pasti ada, tetapi kalau dikaitkan langsung dengan perekonomian Amerika yang konon kabarnya akan mencapai resesi, Insya Allah tidak akan terjadi," kata Lutfi. Lutfi menjelaskan pemerintah sesungguhnya sedang berusaha merubah kebijakan terkait dengan perlindungan terhadap industri tanah air. Beberapa kebijakan yang saat ini sedang dibicarakan adalah terkait penanaman modal. "Pak Fahmi (Menteri Perindustrian) sedang mengusahakan agar Kepres tentang Sektor Prioritas Industri segera keluar. Di BKPM dibicarakan pemberian insentif bagi sektor industri yang berkomitmen menjual barang setengah jadi," ujar Lutfi. Insentif yang diberikan, menurut dia, terkait dengan masalah pengolahan tanah, insentif non fiskal, dan yang terpenting adalah insentif fiskal, dimana jika hal tersebut tidak diberikan, kesalahan di tahun 1970-an akan terjadi lagi, investasi akan ditarik keluar negeri. Catatan dari BKPM mengenai target perekonomian 2008, yakni tingkat pengangguran dapat ditekan dari 9,1 persen menjadi 5,5 persen. Jumlah penduduk miskin ditargetkan dapat turun menjadi 14,2 hingga 16 persen, dimana di 2007 mencapai 16,6 persen. Pertumbuhan ekonomi 2008 ditargetkan mencapai 6,8 persen. Investasi diperkirakan dapat mencapai 144 miliar dolar AS, dimana kontribusi tersebut berasal dari pemerintah 16,4 miliar dolar dan swasta 127,5 miliar dolar, sedangkan kontribusi pemerintah terhadap infrastruktur 6,7 miliar dolar. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008