Jakarta (ANTARA News) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) siap memasok biofuel jenis bioetanol berbasis tebu ke sejumlah pasar Asia dan Eropa bila regulasi pemerintah telah membuka kesempatan itu. "Mulai tahun ini kami akan memproduksi bioetanol dengan kapasitas 100.000 kilo liter per tahun," kata PR Manager PT RNI, Budi Perbawa Aji di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, dengan kapasitas sebesar itu bioetanol produksi RNI diharapkan mampu menjadi komoditas baru unggulan ekspor Indonesia. Sebelum produksi dilakukan, RNI telah menjaring pasar yang siap menampung produksinya tersebut. "Korea Selatan sudah menyatakan minatnya untuk 100 persen menampung produksi kami," katanya. Selain itu, pihaknya juga tengah membina kerja sama dengan sejumlah negara di Eropa seperti Jerman dan Perancis dalam hal pemanfaatan bioetanol sebagai sumber bahan baku alternatif. Menurut dia, kapasitas produksi tersebut bisa saja diperbesar sesuai pengaturan mengingat bioetanol merupakan biofuel berbasis tebu di mana saat pengolahan menghasilkan joint product yaitu gula dan tetes tebu. Tetes tebu inilah yang kemudian dimanfaatkan menjadi bioetanol. "Di negara kita masih belum jelas regulasi termasuk pemasaran, tata niaga domestik, dan ekspor serta hal-hal lainnya sehingga kami masih menunggu untuk pengembangan lebih lanjut," katanya. Kapasitas produksi etanol sebesar 100.000 kilo liter per tahun direncanakan dihasilkan di Jawa Timur melalui empat pabrik gula yang beroperasi di bawah manajemen RNI. Empat pabrik gula tersebut adalah PG Candibaru, PG Rejo Agung, PG Krebet Baru I, dan PG Krebet Baru II. Sampai 31 Desember 2007 realisasi penanaman tebu di Indonesia sebesar 400.100 ha dari target 2010 698.000 ha. Realisasi tebu tersebut di antaranya dilaksanakan oleh PT RNI bersama PT Perkebunan Nusantara 2, 7, 8, 9, 10, 11, dan 14 di Sumut, Lampung, Sulsel, dan Jawa sebesar 320.000 ha. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008