PMA telaBh mengajukan permohonan tambahan dana kepada Kemeterian ESDM dan kami minta Kementerian ESDM mendukung kinerja BPMA dengan menyetujuinya agar mereka bisa bekerja lebih maksimal di Aceh,Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Firmandez meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan dukungan penuh kepada Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dalam melaksanakan tugasnya.
“PMA telaBh mengajukan permohonan tambahan dana kepada Kemeterian ESDM dan kami minta Kementerian ESDM mendukung kinerja BPMA dengan menyetujuinya agar mereka bisa bekerja lebih maksimal di Aceh,” kata Firmandez melalui keterangan pers yang diterima di Banda Aceh, Jumat.
Menurut Anggota DPR asal Aceh itu, BPMA adalah perpanjangan tangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas untuk mendukung peningkatan produksi (lifting) migas secara nasional. BPMA juga mengatur tata kelola industri migas di Aceh.
“Pemerintah harus mendukung BPMA secara totalitas dan menganggarkan dana yang cukup agar apa yang direncanakan bisa terealisasi,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Firmandez juga menyampaikan para pihak harus mengawasi pelaksanaan UUPA agar kekhususannya tersebut bisa meningkatkan perekonomuan masyarakat setempat.
Mantan Ketua Kadin Aceh itu juga berharap, BPMA selaku regulator migas di provinsi paling barat Sumatera dapat memiliki kantor sendiri supaya bisa bekerja ektra mengurusi wilayah kerjanya.
Dikatakannya, di lepas pantai Lhokseumawe, ditemukan cadangan gas bumi yang cukup besar. Namum, dalam pengelolaannya diperlukan izin Plan of Development atau POD dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM.
"Para pihak harus mendorong BPMA bisa bekerja sebagaimana yang diamanatkan undang-undang," ucap Firmandez.
Ia menyampaikan dukungan Kementerian ESDM terhadap kinerja BPMA bisa memberikan bukti politik kepada tokoh-tokoh Aceh, bahwa yang dikhawatirkan terkait pelimpahan kewenangan tentang migas telah dapat dilaksanakan secara tuntas.
“Oleh karena itu, saya minta kepada Menteri ESDM beserta stafanya supaya POD Blok Lhokseumawe dapat segera direalisasikan,” harap Firmandez.
Blok Lhoksumawe dioperatori oleh Zaratex NV sejak 2005. Aktivitas ekplorasi dilakukan Zaratex di daratan Aceh Utara dan perairan offshore Lhokseumawe. Cadangan di lapangan Peusangan, yang berada di lepas pantai Kota Lhokseumawe sebesar 167,32 BSCF dengan target produksi hingga tahun 2035.
Baca juga: Maksimalisasi penggarapan migas dorong ekonomi masa depan Aceh
Baca juga: Sumur bor di Aceh semburkan lumpur berbau gas setinggi puluhan meter
Baca juga: Menteri ESDM resmikan tiga proyek listrik 450 kV di Aceh
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019