Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta pada sesi Senin sore melemah menjadi Rp9.215/9.220 per Dolar AS, karena pelaku pasar sejak pagi masih melepas rupiah guna mencari untung, setelah beberapa hari lalu menguat tajam. Nilai tukar rupiah melemah dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.200/9.223 per dolar AS atau turun 15 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, meski saat ini terkoreksi, karena ada tanda-tanda bank sentral AS (US Federal Reserve/ the Fed) kembali menurunkan suku bunganya. The Fed terpicu untuk menurunkan suku bunganya, setelah data indikator ekonomi AS mengenai tingkat pengangguran yang bertambah sebanyak 17.000 orang, katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, rupiah masih berpeluang untuk naik lagi, meski saat ini pelaku pasar cenderung melepasnya karena mereka menilai kenaikan rupiah sudah terlalu tinggi dan saatnya mencari untung. "Jadi, koreksi harga terhadap rupiah hanya bersifat sementara, karena ambil untung," ujarnya. Rupiah, lanjut dia, diperkirakan akan bisa menguat hingga dibawah level Rp9.100 per dolar AS, meski kenaikan rupiah itu tetap dipantau oleh Bank Indonesia (BI). "BI harus menjaganya agar kenaikan rupiah tidak terlalu cepat dengan masuk pasar dan membeli rupiah," ucapnya. Ia mengatakan, penurunan rupiah saat ini dinilai wajar dan diharapkan akan menjaga jarak rupiah agar tetap berada di posisi antara Rp9.200 sampai Rp9.250 per dolar AS. "Kami memperkirakan rupiah akan lama pada kisaran Rp9.200 hingga Rp9.250 per dolar AS sampai The Fed kembali menurunkan suku bunganya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008