Pangkalpinang (ANTARA News) - Seorang pelaku pariwisata, Halim Susanto, menilai, pemerintah dan pelaku pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, potensial mengemas aneka kegiatan Imlek menjadi paket wisata yang menarik wisatawan mancanegara dan nusantara. "Kami berpendapat, aneka kegiatan Imlek termasuk ritualnya memiliki daya tarik wisata yang besar, karena kekhasan dan keunikan-nya yang masih lestari dan terpelihara secara turun temurun," ujarnya di Pangkalpinang, Rabu. Menurut dia, asalkan ada kebersamaan dan keseriusan antara pemerintah dan pelaku wisata untuk mengemas kegiatan Imlek menjadi asset wisata, potensinya tetap besar. Ia mengatakan setiap wihara dan kelenteng di setiap peringatan Imlek berlomba-lomba menampilkan aneka kesenian dan kebudayaan dari negeri China terutama barongsai. Demikian juga beberapa restoran menampilkan masakan khas asal negeri Tirai Bambu yang sudah dikenal di Bangka. Bahkan di beberapa desa di Pulau Bangka dan Belitung berlomba-lomba memeriahkan Imlek secara besar-besaran dengan menghiasi rumah ibadah yaitu kelenteng atau wihara dengan lampion dan rangkaian aksara China. Seperti di Desa Rebo, Sungailiat, Kabupaten Bangka, pada Imlek 2559 tahun ini dirayakan dengan sangat meriah sehingga warga Bangka Belitung pun tertarik melihat kemeriahan Imlek di desa tersebut. Sementara di tempat lainnya, ada panitia Imlek yang mementaskan kesenian tradisi Tionghoa bersama dengan kesenian tradisi Islam dari Timur Tengah yang tentunya menaburkan makna toleransi antarumat beragama. Semuanya itu menjadi asset wisata sangat menarik wisatawan, ujarnya. Ia menjelaskan, ketika Imlek biasanya banyak warga Tionghoa di perantauan pulang ke Bangka atau Belitung untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya sekaligus membawa Ang Pau. Dengan banyaknya warga perantau yang pulang kampung ke Bangka untuk berkumpul dengan keluarganya, restoran dan tempat-tempat wisata akan ramai dikunjungi wisatawan nusantara yang datang dari berbagai kota di Indonesia. "Bisa dilihat nanti, restoran atau cafe yang selama tahun 2007 relatif sepi karena krisis ekonomi di Bangka, akan marak pada perayaan Imlek nanti, diramaikan warga perantau," ujar mantan ketua PHRI Bangka itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008