Yogyakarta (ANTARA News) - Polres Sleman, Yogyakarta, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Lambang Babar Purnomo (57), saksi ahli dalam kasus pencurian arca bersejarah koleksi Museum Radya Pustaka Surakarta, Jateng. Menurut Kapolres Sleman AKBP Suharsono pada Selasa, polisi belum menemukan bukti-bukti yang cukup untuk menyimpulkan penyebab tewasnya Lambang, termasuk yang kemungkinan mengarah ke pembunuhan Lambang ditemukan tewas dekat sepeda motornya di jalan Lingkar Utara gang Pandega Satya, Depok, Kabupaten Sleman pada Sabtu pekan lalu sekitar pukul 04.30 WIB. Tidak ada barang korban yang hilang, karena itu polisi masih menyelidiki apakah korban tewas murni kecelakaan atau ada unsur sabotase dari pihak lain. Polres Sleman telah memeriksa telepon genggam (HP) milik Lambang, namun tidak menemukan pesan singkat atau SMS yang bernada ancaman. "Kami sudah membuka SMS di HP korban atas izin keluarga, tetapi sejauh ini belum ada SMS yang bernada ancaman maupun hal-hal yang dapat mengarah ke motif yang terkait dengan tewasnya korban," kata dia. Untuk kepeluan penyelidikan dan pengungkapan kasus tewasnya Lambang, polisi juga bekerja sama dengan tim Labfor Mabes Polri cabang Semarang untuk melakukan olah TKP serta analisa hasil otopsi. "Selain itu kami juga membentuk tim khusus yang sampai saat ini masih mengumpulkan data serta informasi berkaitan dengan tewasnya Lambang," katanya. Ia menambahkan sampai sekarang pihaknya masih belum memanggil saksi untuk dimintai keterangan, hanya saja polisi telah meminta keterangan dari mantan Kepala Museum Beteng Vradeburg Yogyakarta, "Sebelum ditemukan tewas, Lambang sempat menghadiri acara perpisahan kepala museum tersebut," katanya. Pada kesempatan itu Kapolres membantah dugaan penyebab jatuhnya korban karena ban sepeda motor korban ditembak. "Penyebab kempesnya ban sepeda motor tersebut bukan karena ditembak, tetapi mungkin terkena benda lain yang bisa menyebabkan ban meletus," kata Kapolres Sleman.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008