Tiga titik panas di Bengkalis seluruhnya terpantau di Kecamatan Mandau
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi tujuh titik panas yang menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Rabu pagi.

"Tujuh titik panas terdeteksi menyebar di empat kabupaten di Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan titik panas yang terpantau melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua tersebut menyebar di Kabupaten Bengkalis tiga titik, Indragiri Hulu dua titik dan satu titik masing-masing di Kampar dan Siak.

Tiga titik panas di Bengkalis seluruhnya terpantau di Kecamatan Mandau. Bahkan, dari tiga titik itu, dua di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Sementara di Indragiri Hulu, dua titik panas terpantau berada di Kecamatan Seberida. Selanjutnya satu titik di Kecamatan Tambang, Kampar dan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Dari empat titik di Siak, Kampar dan Indragiri Hulu itu dipastikan bukan merupakan titik api.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) awal pekan ini kembali mengirim satu unit helikopter pengebom air guna mengatasi meningkatnya jumlah titik-titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Jim Gafur mengatakan, total ada enam helikopter water bombing di Riau. "Seluruhnya bantuan dari BNPB," kata Jim.

Helikopter MI-8 sendiri segera bergabung dengan jenis Kamov, Mi-171, Sikorsky dan dua unit Mi-8 lainnya yang terlebih dahulu berjibaku mengatasi titik-titik api di Riau sejak awal 2019 ini.

Keberadaan helikopter itu akan sangat membantu Satgas dalam mengatasi Karhutla, terutama yang melanda sebagian wilayah gambut pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai dan Siak. Ia menuturkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Riau memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2019 mendatang.

"Prediksi BMKG kita memasuki puncak musim kemarau pada Juli ini hingga Agustus. Sehingga ini menjadi salah satu alasan BNPB memperkuat Riau dengan helikopter pengebom air," tuturnya.

Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426,83 hektare.

Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Berdasarkan catatan ANTARA, di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya hingga membuat Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.

Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Meski begitu, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.

 
Baca juga: BRG ingatkan empat provinsi rawan kebakaran lahan gambut
Baca juga: BPPT gunakan teknologi modifikasi cuaca untuk atasi karhutla di Riau

 

 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019