Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memerkirakan inflasi bulanan sepanjang Juli 2019 akan menurun ke level 0,12 persen (month to month/mtm) pasca-mulai berakhirnya tren konsumsi tinggi saat Ramadhan Lebaran di Mei dan Juni 2019.

Jika perkiraan inflasi bulanan Bank Sentral itu tepat, maka inflasi tahunan di bulan ketujuh akan sebesar 3,12 persen (year on year/yoy) atau berada di bawah titik tengah sasaran inflasi 2,5 persen - 4,5 persen.

"Inflasi pada Mei 2019 dan Juni 2019 memang sedikit mengalami kenaikan sesuai pola musimannya. Pasalnya pada dua bulan belakangan tersebut terdapat momentum Ramadhan dan Idul Fitri," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat.

Perkiraan inflasi Juli 2019 itu berdasarkan kesimpulan dari survei pemantauan harga Bank Sentral pada pekan pertama Juli 2019.

Di Juli 2019, tambahnya, sejumlah harga komoditas makanan menurun dan mencatatkan deflasi. Selain makanan, tarif angkutan antarkota juga diperkirakan deflasi hingga 0,08 persen pada Juli 2019.

"Banyak komoditas yang mengalami penurunan, baik yang terkait bahan makanan seperti daging ayam ras kemudian bawang merah, bawang putih yang bulan-bulan sebelumnya terjadi inflasi bulan ini terjadi deflasi. Dan juga tarif angkutan antarkota juga terjadi deflasi 0,08 persen," jelas dia.

Rendahnya inflasi pada Juli 2019, ujar Perry, akan mendukung tercapainya sasaran inflasi 2019 di 2,5 persen - 4,5 persen.

"Di Juli 2019, inflasi kembali kepada polanya, rendah dan terkendali. Dan ini mengkonfirmasi perkiraan kami bahwa inflasi akhir tahun ini Insya Allah akan lebih rendah dari titik tengah sasaran 3,5 persen," katanya.

Adapun pada Juni 2019, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi sebesar 0,55 persen yang disebabkan kenaikan harga cabai merah dan beberapa varian sayuran, serta emas perhiasan.

Baca juga: BI: Inflasi Juni 2019 tetap terkendali
Baca juga: Inflasi Mei 0,68 persen, BI: Ini musiman
Baca juga: BI perkirakan inflasi tahun ini 3,1 hingga 3,2 persen

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019