Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menilai, dua kasus mobil menabrak pesawat milik PT Garuda Indonesia (Garuda) di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, pekan ini, tergolong insiden serius. "Itu tak boleh terjadi. Mobil tabrak pesawat sama dengan sapi tabrak pesawat di Papua beberapa waktu lalu. Karena itu, ini tergolong insiden serius dan untuk itu saya telah meminta KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk turun ke Bali," katanya menjawab pers di Departemen Perhubungan, Jakarta, Jumat. Sebelumnya pada Senin (25/2), mobil katering PT Aerowisata Catering Service di Bandara Ngurah Rai menabrak pesawat Garuda tujuan Denpasar-Jakarta. Pesawat yang baru mendarat dari Singapura itu mengalami kerusakan dan tergores sepanjang 80 cm akibat tertabrak sehingga harus mengalihkan seluruh penumpangnya ke pesawat lain. Ternyata, pada Rabu (27/2), mobil bagasi PT Gapura Angkasa menabrak pesawat Garuda GA-401 rute Denpasar-Jakarta, tetapi pesawat bisa langsung diterbangkan melayani rute lainnya. Kedua mobil tersebut merupakan milik anak perusahaan Garuda. Menurut Jusman, pesawat udara di sebuah bandara sebenarnya harus terisolir dan karena itu tak boleh didekati orang tak dikenal atau tanpa identitas, termasuk barang berbahaya. "Ini prosedur keselamatan secara internasional," katanya. Untuk itu, Jusman meminta pihak terkait di bandara untuk bekerja sama dengan baik. "Pihak Administrator Bandara (Adbandara) sebagai wakil pemerintah atau regulator harus lebih tegas lagi dan mengetatkan pengawasan secara intensif," katanya. Jusman menegaskan, seluruh pergerakan di dalam bandara harus mampu diawasi dengan baik, khususnya di wilayah udara (air side). "Adbandara tak hanya mengawasi penumpang keluar-masuk, tetapi harus semuanya," katanya. Jusman juga menyatakan, pihaknya menyayangkan kejadian itu. "Untuk itu harus di-investigasi agar kejadian serupa tak terjadi lagi di kemudian hari," katanya. Ketua KNKT Tatang Kurniadi saat dihubungi secara terpisah membenarkan soal kejadian itu sebagai sebuah insiden serius. "Kejadian sekecil apa pun di sebuah bandara internasional tak bisa ditolerir karena nilai psikologisnya sangat besar bagi komunitas penerbangan," kata Tatang. Dengan demikian, kata Tatang, yang ingin ditegakkan adalah bukan kecil atau besarnya sebuah kejadian, tetapi semua yang terjadi di Bandara Internasional harus terjamin dan hal itu tak perlu terjadi. "Tim KNKT akan turun ke Bali, besok (1/3)," kata Tatang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008