Jakarta (ANTARA) - Pengelola Pasar Rawa Bening atau Jakarta Gems Centre berencana menggelar kontes batu akik lagi pada tahun depan untuk menggairahkan kembali pasar batu akik.

Kepala Pasar Rawa Bening Jakarta, Dede Waskita di temui di kantornya, Kamis, mengatakan kontes batu akik memang menjadi gelaran rutin setiap tahun.

"Biasanya, setiap tahun kami agendakan kontes batu akik. Cuma tahun ini karena tahun politik enggak diadakan," katanya.

Meski pasar batu akik sudah mulai lesu sejak akhir 2015, kata dia, kontes batu tetap digelar Pasar Rawa Bening pada tahun-tahun selanjutnya.

Bahkan, pada pergelaran Pameran dan Kompetisi Gemstone 2016, lumayan sukses menggaet peserta dari luar negeri, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Tahun 2017 masih kami adakan kontes batu, rame juga. Tahun 2018 juga, cuma tidak besar. Tahun ini belum, ya, karena tahun politik juga," katanya.

Baca juga: Aktivitas Pasar Batu Rawa Bening kembali normal
Baca juga: Pesona batu akik "Black Jade" di Pekan Raya Jakarta
Baca juga: Masa jaya batu akik meredup, omzet turun 70 persen


Dalam menggelar kontes batu akik, pengelola Pasar Rawa Bening bekerja sama dengan pedagang sehingga diharapkan bisa kembali menggairahkan bisnis batu akik.

"Insya Allah, kami rencanakan tahun depan. Ya, lihat anggaran juga. Bisa juga akhir tahun ini," katanya.

Selain kontes batu, kata dia, upaya menggairahkan kembali bisnis batu akik juga terus dilakukan. Misalnya saat ASEAN Games 2018.

"Kami bersurat ke wilayah, Suku Dinas Kebudayaan. Tujuannya, mengajak atlet atau wisatawan diarahkan kemari. Lumayan, ada juga yang datang kemarin," kata Dede.

Sementara itu, Koordinator Pimpinan Kolektif Asosiasi Puspa Cakra, Junaed mengakui masa booming batu akik yang terjadi beberapa tahun lalu merupakan ladang bisnis yang menggiurkan.

Pameran, kontes maupun kegiatan sejenis, diakui dia, bisa menjadi salah satu upaya untuk menggeliatkan kembali tren batu akik.

"Persoalannya, sekarang daya beli masyarakat melemah. Batu akik atau batu mulia ini kan kebutuhan sekunder, bukan primer," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019