Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (4/3) mengumumkan bahwa sedang berupaya mengembangkan standar untuk "sovereign wealth fund" (SWF), yang diperkirakaan akan membengkak hingga menjadi 10 triliun dolar AS dalam lima tahun mendatang. Meningkatnya kekuatan SWF, atau kendaraan (perusahaan) investasi milik negara, dalam sistem keuangan dan moneter internasional telah menimbulkan berbagai pertanyaan tentang motif politik mereka. Mencatat ledakan pertumbuhan SWF dalam 10 hingga 15 tahun, IMF memperkirakan nilai gabungan global SWF akan naik menjadi sekitar enam hingga 10 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dalam lima tahun mendatang, dari dua hingga tiga triliun dolar AS saat ini. "Pendorong utama pertumbuhan SWF berasal dari tingginya harga minyak, globalisasi keuangan, dan berlanjutnya ketidakseimbangan di sistem keuangan global yang telah menghasilkan akumulasi yang cepat aset-aset asing beberapa negara," kata institusi beranggotakan 185 negara itu. IMF yang memiliki sebuah misi mendorong stabilitas keuangan global, mengatakan pihaknya telah membuat kemajuan dalam memutuskan cara menjalankan terbaik fund yang kontroversial tersebut. "Kami telah melakukan sebuah dialog awal dengan SWF untuk membantu mengidentifikasi kegiatan mereka saat ini di tengah isu seperti struktur akuntabilitas pemerintah, dengan sebuah kajian untuk membantu mencapai sebuan kesepakatan terbaik," kata Adnan Mazarei, dari departemen pengkajian dan pengembangan kebijakan IMF. Pada pertemuan tahunan Oktober, perwakilan dari 185 negara akan menyerukan pendekatan formal pengembangan petunjuk pengelolaan yang baik untuk SWF. IMF mencatat bahwa negara-negara dengan SWF lima terbesar di dunia adalah Uni Emirat Arab, Norwegia, Arab Saudi, Kuwait dan Rusia. Pertumbuhan spektakuler SWF dan gelombang investasinya, terutama setelah krisis kredit global Agustus lalu, telah meningkatkan perhatian dari pasar-pasar, para pembuat kebijakan, legislatif nasional dan media. IMF, terutama mengutip suntikan modal baru-baru berjumlah lebih dari 40 miliar dolar AS sejak November 2007 ke bank-bank di Eropa dan AS yang menderita kerugian besar dari subprime. "Suntikan modal ini telah disambut baik oleh IMF dan lainnya karena membantu menstabilkan pasar," kata pernyataan IMF. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008