Jakarta (ANTARA News) - Jenazah Letkol Laut (T) Sondang Doddy Irawan, perwira menengah TNI Angkatan Laut yang tewas dalam kecelakaan helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Nepal, awal pekan silam, dijadwalkan tiba di Indonesia, Kamis (13/3) malam. "Jenazah tiba di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Kamis (13/3) sekitar pukul 21.55 WIB ," kata Perwira Seksi Penerangan Pusat Misi Pemelihara Perdamaian Mabes TNI, Mayor Laut (KH) Petrus Yusuf Adisuseno, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu. Petrus mengatakan, jenazah diterbangkan dari Nepal dengan menggunakan pesawat Singapore Airlines menuju Indonesia. Setibanya di bandara Soekarno-Hatta, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di kawasan Ciangsana, Gunung Putri, Bogor. Di rumah duka, akan dilakukan penyerahan jenazah dari Mabes TNI yang diwakili Kepala Pusat Misi Pemelihara Perdamaian Mabes TNI, Brigjen Zahari Siregar, kepada Mabes TNI Angkatan Laut (AL) yang diwakili Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo. Pada Jumat (14/3) pagi, jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka dengan Inspektur Upacara Asisten Personil (Aspres) Kasal Laksamana Muda Sugiono, menuju Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata untuk dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB. Upacara pemakaman akan dilaksanakan secara militer dipimpin Wakasal. Pada Senin (3/3) sekitar pukul 16.00 waktu setempat sebuah helikopter Rusia milik PBB yang mengangkut 12 personel Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Nepal (UNMIN), jatuh dan terbakar di perkampungan penduduk di Ramechab, sekitar 80 kilometer timur Kathmandu, Nepal. Dalam kecelakaan yang diduga akibat cuaca buruk itu, 10 orang meninggal dunia, yakni tiga orang kru helikopter dan tujuh staf PBB yang berasal dari Gambia, Korea Selatan , Swedia, serta Letkol Laut (T) Sondang Doddy Irawan . Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988 itu tergabung dalam Tugas Militer Observers (Milobs) Misi PBB di Nepal bersama lima anggota TNI lainnya, sejak Januari 2008. Dalam misi itu, TNI mengirimkan enam perwira terdiri atas dua perwira TNI Angkatan Darat, dua perwira dari TNI Angkatan Laut dan dua perwira dari TNI Angkatan Udara. Sebelum bergabung dalam misi perdamaian PBB di Nepal, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu pernah mengikuti misi serupa di Kongo pada 2002. Almarhum meninggalkan seorang istri yakni Purwanti dan dua orang putra, yakni S. Eko Irawanto dan S Dwi Sari Meirawanti. PBB selama ini membantu untuk memantau kesepakatan perdamaian yang dicapai para mantan pemberontak Maois dengan pemerintah pada November 2006. (*)

Copyright © ANTARA 2008