Hanoi (ANTARA News) - Satu perusahaan farmasi Vietnam akan mulai melakukan percobaan vaksin avian influenza atau flu burung kepada manusia dalam pekan ini. Nguyen Thu Van, direktur Vabiotech, suatu Lembaga Higenis dan Epidemiologi Nasional Vietnam, mengatakan bahwa percobaan-percobaan pada manusia itu akan dimulai pada akhir pekan ini dan akan berlangsung hingga delapan bulan. Vabiotech telah mengontrak Lembaga Medika Militer Vietnam untuk melakukan percobaan-percobaan itu, yang merupakan vaksin flu burung pertama yang diujicobakan pada manusia di Vietnam. Jika mereka berhasil, vaksin tersebut akan diproduksi secara massal pada akhir tahun 2009 untuk keperluan dalam negeri. "Ini sangat penting untuk menguji vaksin terhadap manusia dan kemudian memproduksinya," kata Van seperti dikutip DPA. "Jumlah korban manusia yang terinfeksi flu burung telah semakin meningkat," ucapnya. Flu burung telah menginfeksi 106 orang di Vietnam, menewaskan 52 di antaranya, sejak flu unggas itu untuk pertama kalinya muncul di negara itu pada akhir 2003. Korban tewas terakhir adalah seorang bocah lelaki berumur 11 tahun, yang terjadi Jum`at lalu. Negara-negara lain telah melakukan ujicoba vaksin flu burung terhadap manusia, namun hasilnya belum membangkitkan mereka ke tahap memproduksi vaksin itu. Van mengatakan, vaksin Vietnam telah diujicobakan pada binatang-binatang pada 2005 dan 2007 dengan hasil yang bagus. Seorang perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa karena vaksin Vietnam dimaksudkan hanya untuk keperluan di dalam negeri, maka pemerintah-pemerintah internasional tidak dilibatkan dalam pengawasan percobaan itu. Pada tahun 2005, WHO keberatan terhadap pengumuman Vietnam bahwa pihaknya sedang mengembangkan vaksin terhadap manusia. Pada waktu itu, Vietnam masih menggunakan ginjal kera untuk menginkubasi virus untuk vaksin, suatu teknik yang tidak populer di dalam penelitian modern. H5N1, yakni turunan flu burung yang telah menginfeksi 372 orang di Asia dan Afrika serta membunuh 235 orang, menurut statistik WHO, terutama berdampak buruk pada peternakan unggas dan burung liar, namun juga bisa menginfeksi kepada orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan unggas-unggas yang sakit. Para ahli menyatakan khawatir bahwa penyakit ini akan bermutasi ke dalam bentuk yang bisa ditularkan antar manusia. Jika itu yang terjadi, hal itu akan menjadikan pandemi di seluruh dunia, dan dapat membunuh jutaan orang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008