Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu, akhirnya dinyatakan tim Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) meraih akreditasi A (sangat baik) untuk lima tahun ke depan. "Alhamdulillah, akreditasi institusi yang baru kali pertama dijalani ITS itu ternyata sudah bisa langsung mendapat peringkat A," kata Pembantu Rektor (PR) I ITS Prof Dr Ir Arif Djunaidy MSc, usai menerima surat dari BAN-PT itu. Menurut mantan Dekan Fakultas Teknologi Informatika (FTIf) ITS itu, keputusan akreditasi berdasarkan surat dari BAN-PT Nomor: 157/BAN-PT/SK/AIPT/III/2008 tertanggal 11 Maret 2008 itu benar-benar membanggakan. "Keberhasilan ITS itu tak lepas dari hasil kerja keras semua bidang yang ada di lingkungan sivitas akademika ITS mulai dari dosen, karyawan serta mahasiswa sendiri," katanya. Oleh karena itu, pihaknya atas nama pimpinan ITS mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap masyarakat ITS yang telah ikut membantu selama proses visitasi dengan tulus. "Meski demikian, masih ada beberapa bagian yang harus dibenahi untuk bisa tetap mempertahankan predikat A itu, karena itu predikat tertinggi yang telah diraih itu tidak harus membuat para sivitas akademika menjadi terlena," katanya. Dari 15 kriteria penilaian untuk akreditasi institusi itu, katanya, ada tiga kriteria yang masih harus dibenahi lebih lanjut yakni sumber daya manusia (SDM), publikasi, dan penelitian. "Ketiga kriteria itu nilainya masih belum optimal, karena itu kita fokuskan untuk dilakukan perbaikan semaksimal mungkin," katanya. Rendahnya penilaian kriteria SDM itu karena masih kurangnya persentase jumlah dosen yang sudah doktor dan guru besar. "Untuk doktor, seharusnya memiliki persentase 30 persen dari total jumlah dosen yang ada, sedangkan untuk guru besar minimal harus 20 persen dari jumlah dosen yang ada," katanya. Begitu juga untuk publikasi. "Dalam konteks itu, jumlah penulisan dosen yang diterbitkan untuk referensi tingkat nasional dan internasional masih kurang, sebab jumlah dosen yang sudah menulis buku-buku referensi bertaraf nasional juga masih rendah," katanya. Demikian halnya dengan jumlah penelitian, katanya, masih harus ditingkatkan lagi, termasuk jumlah penelitian yang dipatenkan harus terus digenjot.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008