Pristina (ANTARA News) - Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (10/3) mulai kembali ke kota bergolak di Kosovo, Mitrovica, setelah melarikan diri dari demonstran Serbia yang melakukan kerusuhan yang menewaskan seorang polisi dan mencederai lebih dari 60 orang. Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang dikerahkan ke daerah itu pada Senin untuk mengatasi kerusuhan di kota terbelah tersebut, akan ditarik secara bertahap Jumat, kata juru bicara polisi PBB, Veton Elshani, seperti dilaporkan AFP. Kekerasan pada pekan ini merupakan yang terburuk sejak Kosovo yang berpenduduk mayoritas etnik Albania mengumumkan kemerdekaan dari Serbia pada 17 Februari. Beograd menganggap bekas provinsi Yugoslavia itu sebagai pusat spiritualnya dan menolak mengakui kemerdekaan tersebut. Sebanyak 12 prajurit Perancis terluka dalam bentrokan itu, yang meletus ketika pasukan NATO menghalau demonstran Serbia yang menduduki sebuah pengadilan Mitrovica. Seorang prajurit Ukraina tewas dalam ledakan granat. Pasukan Amerika Serikat (AS) pada Rabu menjaga jembatan penting di kota itu di atas sungai Ibar, yang melewati kota yang secara etnik terpecah itu dan memisahkan wilayah utara yang didominasi orang Serbia dari wilayah lain Kosovo. Kemerdekaan Kosovo itu mengarah pada runtuhnya pemerintah Serbia dan pemilihan umum parlemen segera yang akan berlangsung pada 11 Mei. Nasionalis Serbia di Kosovo berusaha menyatukan lagi bekas provinsi itu dengan Serbia. Dalam sebuah tanda baru bahwa Serbia semakin terkucil, Kroasia, Bulgaria dan Hongaria hari Selasa menjadi tetangga-tetangga pertama Serbia yang mengakui Kosovo sebagai negara merdeka. Lebih dari 30 negara telah mengakui Kosovo sebagai negara baru di Eropa, namun Rusia dan Serbia tetap tidak mengakui deklarasi kemerdekaan tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008