Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) mengumumkan, ratusan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang penerbangan itu segera mengajukan pengunduran diri dalam program pindah kerja dan sebagian lainnya berhenti sebagai karyawan. "Sosialisasinya sejak dua bulan lalu. Ada yang pindah ke anak perusahaan dan mundur murni. Mereka mengambil program `golden hand shake`," kata Sekretaris Perusahaan Merpati, Purwatmo saat dihubungi di Jakarta, Senin. Dengan demikian, menurut dia, tidak terkait dengan kondisi dunia penerbangan di Indonesia yang sedang kesulitan, dan ditandai bangkrutnya salah satu maskapai swasta nasional, AdamAir, beberapa waktu lalu. "Merpati juga tidak sedang kesulitan keuangan," katanya. Purwatmo menyatakan, target program pemindahan tempat kerja ke anak perusahaan, seperti PT Merpati Maintenance Facility (MMF) International akan diikuti 500 karyawan dan hingga saat ini yang berminat mencapai 200-250 karyawan. "Penawaran untuk semua karyawan, kecuali penerbang," katanya. Hingga saat ini, total karyawan Merpati sekira 2.650 karyawan, dan hal itu terlalu banyak untuk kebutuhan perushaan. Namun, Purwatmo tidak merinci berapa target ideal jumlah karyawan Merpati yang diharapkan sesuai dengan target bisnis yang ada. Purwatmo menegaskan, program pensiun dini (golden hand shake) tersebut bersifat sukarela sebagai bagian restrukturisasi sumber daya manusia. Sebelumnya, juga pernah dilaksanakan program serupa yang disebut "voluntary carrier change program" (VCCP) dengan tawaran kompensasi pesangon Rp50 juta hingga Rp350 juta. Merpati hingga 2007, masih mampu meraih pendapatan sekitar Rp2,5 triliun. Namun, Purwatmo, tidak bersedia merinci apakah perusahaan mencapai laba atau rugi. "Perkiraan kita, kalau rugi tak terlalu besar dan kalau untung, tak terlalu banyak" katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008