Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, merosot mendekati angka Rp9.200 per dolar AS, karena pasar cenderung negatif terhadap mata uang lokal itu. Pelaku pasar melepas rupiah menyusul melemahnya bursa regional, sehingga nilai tukar rupiah menjadi Rp9.190/9.200 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.188/9.200 per dolar AS atau melemah empat poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan penurunan rupiah yang terus terjadi relatif kecil, karena aksi Bank Indonesia (BI) yang masih tetap bermain di pasar. BI berusaha agar rupiah tidak terpuruk lebih jauh dengan melakukan aksi beli dolar AS di pasar, ujarnya. Rupiah, lanjut dia, meski agak tertekan, namun posisinya dinilai masih bagus, karena berada dalam kisaran antara Rp9.175 sampai Rp9.200 per dolar AS. "Kami optimis BI akan terus menjaga mata uang Indonesia itu," ucapnya. Menurut dia, koreksi harga terhadap rupiah saat ini karena bursa regional melemah seperti indeks Nikkei Jepang merosot 0,6 persen, meski dolar AS di pasar regional melemah, akibat membaiknya harga minyak mentah dan emas. Para pelaku pasar asing cenderung melepas dolar AS di pasar regional menyusul membaik harga komoditas itu, katanya. Dolar AS terhadap yen turun menjadi 99,90 dari sebelumnya 100,00 dan terhadap euro dari 1,5608 menjadi 1,5652 dan euro terhadap yen 156,20 dari 156,48. Ia mengatakan, rupiah pada sore hari kemungkinan masih melemah, karena di pasar belum muncul isu positif yang mendukung pergerakannya. Namun bisa saja rupiah menguat, karena peran pelaku pasar bisa berubah setiap saat apalagi dolar AS di pasar agak melemah, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008