Jakarta (ANTARA News) - Lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor agro melakukan sinergi dengan menandatangani MoU untuk meningkatkan produksi kedelai nasional di Jakarta, Kamis. Kelima BUMN yang melakukan sinergi tersebut adalah Perum Perhutani, PT Sang Hyang Sri (Persero), PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pertani (Persero). Menurut Plt Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina, ide awal untuk melakukan sinergi antarBUMN yang bergerak di sektor agro tersebut datang dari Meneg BUMN Sofyan Djalil yang melihat semakin mahalnya harga kedelai di tanah air. Awalnya ada 30 BUMN agro yang akan dilibatkan dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional, tetapi kemudian mengerucut menjadi lima BUMN yang dianggap paling siap untuk segera bekerja, ujar dia. Untuk tahap awal kerjasama ini, menurut Upik, Perhutani akan menyiapkan lahan seluas 4.000 hektar yang melibatkan kurang lebih 16.000 petani yang tersebar di Unit I Jawa Tengah (1.000 hektar), Unit II Jawa Timur (1.000 hektar), dan Unit III Jawa Barat (2.000 hektar). PT Sang Hyang Sri akan menyediakan bibit, PT Pupuk Kujang dan PT Petrokimia Gresik menyediakan pupuk bersubsidi, sedangkan PT Pertani akan membeli hasil kedelai. "Mudah-mudahan ini (kerjasama) dapat terlaksana dalam bentuk `B to B`, karena pada awal pelaksanaan, masing-masing BUMN akan saling mempertahankan SOP masing-masing. Kita perlu konsensus dari kelima BUMN, Pertani sendiri harus bisa mengambil resiko dari masyarakat yang nakal," ujar dia. Upik menjelaskan sebagai lahan awal memang baru 4.000 hektar lahan Perhutani yang ditanami kedelai, karena penanaman kedelai tidak dapat dilakukan di semua jenis lahan. Namun, memang setelah dilakukan inventarisir luas lahan yang dapat ditanami kedelai sebenarnya 150.000 hektar. Penanaman kedelai dilakukan pada bulan Maret, dan diperkirakan awal Juni sudah dapat panen. Satu hektar lahan bisa memproduksi satu hingga dua ton, sehingga total produksi diharapkan dapat mencapai 8.000 ton dengan biaya diperkirakan mencapai Rp10 miliar, katanya. "Ini baru percobaan, jika mekanisme ketentuan sudah ketemu diharapkan bisa mencapai 50.000 hektar. Sekarang ini masih dicoba skim yang tepat," tambahnya. Menurut Dirut PT Sang Hyang Sri (Persero), Eddy Budiono, Maret ini memang baru 4.000 hektar lahan Perhutani yang bisa ditanami. Namun, dia mengatakan, dalam bulan berikutnya kemungkinan areal lahan PTPN II, PTPN XIV, PTPN VII, dan PTPN XII, akan bisa ditanami. "Kita akan mengejar masa tanam sesuai musimnya, karena memang penanaman tidak dapat dilakukan disembarang musim dan sembarang tempat," katanya. Sementara itu, menurut Dirut PT Pertani, Dwi Antono, secara umum BUMN mencoba mengatasi masalah nasional karena kedelai merupakan komoditas yang diperlukan akibat ada persaingan kebutuhan dengan energi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi kedelai mau tidak mau harus ada perluasan lahan untuk menanam kedelai. Dalam penandatangan MoU peningkatan produksi kedelai oleh lima BUMN tersebut hadir pula Dirut PT Pupuk Kujang Aas Asikin Idat dan Dirut PT Petrokimia Gresik Arifin Tasrif. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008