Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengkaji kenaikan tarif ongkos "busway" Transjakarta sehingga tidak akan lagi seragam, Rp3.500 sekali jalan melainkan akan tergantung kepada jarak yang ditempuh. "Sedang dikaji berapa kenaikan tarif yang tepat. Tidak mungkin kan dengan Rp3.500 bisa kemana saja," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Jumat. Gubernur menerima perwakilan Masyarakat Transportasi Indonesia dan delegasi dari East Asia Society for Transportation Studies (EASTS) membahas mengenai sistem transportasi tersebut. Presiden dari EASTS Kyung Soo Chon memberikan komentar baik terhadap busway Transjakarta yang disebutnya "mengesankan". "Kami mempelajari sistem transportasi di Jakarta, yang ternyata lebih baik setelah saya lihat. Sangat mengesankan. Halte busnya bagus, bersih," kata Profesor dari Seoul National University itu. Kyung Soo Chon juga menyebutkan mengenai keheranannya terhadap tarif busway yang disebutnya sangat murah. "Masalahnya adalah tiketnya sangat murah. Apakah ini kebijakan tentang kesejahteraan masyarakat, saya tidak tahu," katanya. Dibandingkan dengan Seoul, Korea Selatan yang menggunakan sistem transportasi serupa, Kyung menyebut tarif di sana adalah sebesar satu dolar AS atau sekitar Rp9.000, tiga kali lipat dari tarif busway sekarang. Kenaikan tarif dan penyesuaian tarif terhadap jarak itu adalah satu hal yang sedang dikaji Dinas Perhubungan, namun Gubernur tidak tahu kapan bisa diterapkan. Meskipun busway dinilai ahli EASTS telah cukup baik, Gubernur menyebut bahwa ke depannya busway akan tetap digantikan oleh "subway" atau sistem Mass Rapit Transit (MRT). "Saya sudah tahu dari mula bahwa transportasi umum yang efektif itu harus berbasis kepada rel. Dari itu kita juga di pola transportasi makro jelas mengembangkan moda transportasi berbasis rel. Tapi ini kan mahal dan jangka panjang," paparnya. Untuk jangka pendek, moda transportasi umum dengan menggunakan bus adalah yang paling mudah dan murah sehingga busway memang harus diperhatikan perkembangannya. "Jadi jika ngomongin tentang subway, kita ngomongin tentang Jakarta 50 tahun ke depan dan setelah itu. Tapi sementara itu ngak bisa kita mengandalkan pilihan yang rumit, yang mahal, yang memang harus juga kita pikirkan demi jangka panjang ke depan. Yang jangka pendek juga harus dipikirin, ya busway ini," demikian Gubernur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008