Brisbane (ANTARA News) - Bali kian gencar dipromosikan media Australia dan jumlah wisatawan negara itu yang berkunjung ke Pulau Dewata cenderung naik, menyusul menguatnya nilai tukar dolar Australia terhadap rupiah dan terjaganya keamanan. Pendapat itu disampaikan pengamat pariwisata Bali yang juga pakar bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Queensland (UQ), I Nyoman Darma Putra, PhD., kepada ANTARA di Brisbane, Senin. Darma Putra mengatakan, media cetak dan elektronika di Australia pun semakin mempromosikan Bali dalam beragam konteks, sebagaimana dapat dilihat dari iklan perusahaan penerbangan "Jet Star" yang menyebut-nyebut Bali dan ABC yang menyiarkan Subak. "Selain itu, TV SBS (Special Broadcasting Service) juga menyiarkan sisi adat Bali di acara `Global Village`-nya minggu lalu. Harian Sydney Morning Herald (SMH) menurunkan tulisan di rubrik `Travel`-nya tentang berwisata ," katanya. Penulis Buku "Tourism, Development and Terrorism in Bali" (London, Ashgate 2007) itu mengatakan, dalam artikel Kay O`Sullivan di rubrik "Travel" SMH edisi 29 Maret 2008 tersebut, betapa Bali tetap menjadi magnet bagi para wisatawan Australia. Jika pada 2006, Bali dikunjungi oleh 137 ribu orang turis Australia, maka jumlah tersebut naik menjadi 204.473 orang pada 2007. Sullivan memperkirakan jumlahnya bisa naik menjadi 267.500 orang atau setara dengan jumlah wisatawan Australia ke Bali tahun 2004, katanya. Orang-orang Australia yang bergerak di sektor industri pariwisata Bali yang disebut Sullivan sebagai pulau wisata yang indah itu pun sampai meminta pemerintah Australia untuk menurunkan level Peringatan Perjalanan (Travel Advisory) dari empat ke tiga. Adrian Forsyth, pengelola Bali Garden Hotel di Tuban dan Samsara Hotel dan Spa di Kuta, misalnya, merujuk pada fakta dimana Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia sudah menurunkan level "travel advisory" terhadap Kenya dari empat ke tiga. Level empat dalam peringatan perjalanan DFAT itu berarti warga negara Australia yang ingin bepergian ke luar negeri diminta untuk "mempertimbangkan kembali keperluannya berkunjung" sedangkan level tiga berarti "diminta untuk waspada". Argumentasi Adrian Forsyth lainnya adalah fakta bahwa banyak hal yang telah dan terus dilakukan pemerintah daerah di Bali untuk menjaga daerah-daerah tujuan wisata utama mereka tetap aman bagi para turis. Bahkan, pengusaha Australia di Bali ini mengatakan pejabat pemerintah di Bali juga secara reguler mengecek semua daerah pemukiman di sana guna memastikan bahwa semua orang yang tinggal di kawasan pemukiman tersebut adalah para warga yang berhak. Berbagai pos polisi dan pos pemeriksaan kendaraan juga didirikan di banyak jalan menuju daerah Kuta/Legian, kata Forsyth. Apa yang ingin ditekankan Forstyh dalam artikel SMH itu adalah fakta bahwa keamanan Bali terjaga baik, kata Darma Putra. Hanya saja, kecenderungan naiknya jumlah wisatawan Australia ke Bali di tengah menguatnya nilai tukar dolar Australia terhadap rupiah dan terjaganya keamanan Pulau Dewata itu sepatutnya diimbangi dengan ketersediaan rute penerbangan langsung, katanya. "Kendalanya memang pesawat langsung, terbatas dan tidak ada dari semua `state` (negara bagian). Dari Brisbane tak ada ke Bali langsung seperti dulu. Garuda diharapkan segera mengisi kekosongan sehingga lebih banyak lagi warga Australia bisa melenggang dengan gampang ke Bali," katanya. Darma Putra mengatakan, pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan (stake-holders) pariwisata Bali harus tetap kbertekad menjaga keamanan terlebih lagi menjelang penyelenggaraan pemilihan gubernur pada Juli 2008 dan beberapa pilkada daerah tingkat dua . "Walaupun akan ada ada pemilihan gubernur Juli dan disusul beberapa pilkada di Bali, serta Pemilu (Parlemen dan Presiden) tahun depan, Bali harus tetap komit menjaga keamanan, tak hanya untuk kenyamanan wisatawan tetapi juga publik semuanya," katanya. Bali pernah digoncang dua serangan teroris, yakni pada 12 Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005. Dalam insiden pertama, Australia kehilangan 88 orang warganya dan pada insiden kedua, Australia kembali kehilangan empat orang warganya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008