Jakarta (ANTARA News) - Bintang film dan sinetron Helmalia Putri merasa serba salah bila diajak bicara tentang tayangan sinetron di berbagai televisi dewasa ini. Pasalnya, menurut dia, banyak materi sinetron yang tidak mendidik, dan bahkan menyesatkan anak-anak, termasuk "mempercepat kedewasaan" pada diri mereka di zaman sekarang. "Saya sendiri melihat contoh langsung dari sepupu saya yang masih TK (Taman Kanak-kanak). Sekarang orang tuanya melarang dia nonton televisi," kata Putri, demikian sapaan akrabnya, kepada ANTARA News, di sela acara "Artis Menggugat" - Diskusi Budaya Amandemen Kelima UUD 1945, di Jakarta, Kamis. Artis kelahiran Banda Aceh pada 13 April 1983 itu juga menyatakan bahwa sekarang ini banyak pelajar SMP tidak malu lagi bicara terbuka soal pacaran dan bermesraan, bahkan hal itu semua akibat tayangan-tayangan sinetron yang tidak mendidik. Sebagai artis, ia merasa dirinya berada dalam posisi serba salah. Satu sisi hatinya prihatin, sementara di sisi lain dihadapkan pada tuntutan dan risiko pekerjaan. "Jujur aja ya, saya termasuk pelaku, dalam konteks main dalam sinetron seperti itu," kata putri kedua pasangan Helmi Yusuf (almarhum) dan Esmaliawati itu. Dalam diskusi, bintang "Cinta Berkalang Noda" dan "Semau Gue" itu mengaku tidak banyak mengetahui tentang perubahan yang harus dilakukan dalam konstitusi, tetapi ia menekankan perlunya peraturan-peraturan pelaksana ditegakkan demi melindungi masyarakat. "Soal sinetron atau film, kadang kita harus melakukannya sesuai skenario. Jadi. menurut saya, harus ada perangkat yang lebih kuat ketimbang kita-kita yang artis, yang realitanya memang cari nafkah untuk hidup dari profesi itu," demikian Putri. Selain Helmalia Putri, acara itu juga menampilkan Jenar Mahesa Ayu, Happy Salma, Denada, Lola Amaria, dan budayawan WS Rendra sebagai pembicara. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008