Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mendorong penggunaan tepung ubi yang bahan bakunya tersedia cukup banyak di dalam negeri untuk menggantikan tepung terigu yang harganya meroket saat ini. "Pemerintah akan mendorong penggunaan tepung ubi yang bahan-bahannya tersedia di dalam negeri, sekarang ini momennya karena harga tepung terigu mahal," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta akhir pekan ini. Menurut catatan Bulog, harga tepung terigu saat ini berkisar pada harga Rp6.000-7.000 per kilogram dari sebelumnya pada Oktober 2007 yang masih berkisar Rp5.000 per kilogram. Menurut Bayu, program diversifikasi pangan sudah dilaksanakan sejak dulu termasuk pengembangan bahan tepung. Harga tepung terigu yang saat ini mahal akan menjadi insentif untuk perluasan penggunaan tepung yang bahannya tersedia di dalam negeri. "Saat ini tinggal bagaimana program peningkatan produksinya. Dan ini yang kami minta untuk disetujui oleh Panitia Anggaran DPR untuk alokasi anggaran programnya. Kalau bisa sih `on top` (tinggal pakai) dari yang sudah ada sekarang," katanya. Menurut Bayu, pengganti gandum sebagai bahan tepung terigu dapat berupa bahan-bahan yang tersedia di dalam negeri terutama umbi-umbian seperti ubi jalar, ubi kayu, garut, ganyong, dan sagu. Ketika ditanya apakah tepung seperti itu bisa menggantikan terigu untuk membuat mie, Bayu mengatakan, secara teknologi bisa. Ia mengatakan, selama ini sudah ada pengusaha yang berminat mengembangkan tepung yang bahannya dari dalam negeri. "Bukan melulu Bogasari. Pengusaha yang mengembangkan tepung umbi-umbian sudah banyak. Salah satunya yang dirintis oleh Pak Muslimin Nasution dengan menggerakkan masyarakat dan koperasi," katanya. Permintaan terhadap tepung berbahan dalam negeri, menurut Bayu, saat ini sudah ada walaupun masih kecil. "Permintaannya sudah ada, kalau dapat dipenuhi sekitar 2,5 persen dari total kebutuhan tepung terigu sebesar 3,7 juta ton saja sudah cukup besar," jelasnya. Ia mengakui, untuk mengkonversi tepung terigu ke tepung berbahan dalam negeri sejumlah hal harus disiapkan termasuk infrastruktur pendukung untuk menghasilkan tepung di daerah yang harus dibangun dulu. "Dari sisi kontinuitas pasokan ubinya juga harus dibangun dulu. Jangan sampai hari ini ada lalu besok pasokannya habis. Kalau seperti ini kan buat industri kan susah. Belum lagi masalah kualitas tepung ubi, itu juga harus memiliki spesifikasi kualitas industri. Akan sangat baik kalau mendapatkan support dari anggaran," katanya. Menanggapi usulan Panitia Anggaran DPR agar program stabilisasi harga (PSH) pangan khususnya tepung terigu agar disalurkan langsung ke pengusaha kecil (tidak ke produsennya), Bayu mengatakan, itu merupakan salah satu yang masih diperdebatkan dan belum diputuskan. "Saya berharap ada keduanya (baik produsen maupun pengusaha kecil). Jadi jangan yang sudah diusulkan pemerintah dikurangi, tapi sebaiknya ditambah dengan program yang bentuk langsung ke pengusaha kecil," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008