Samarinda (ANTARA News) - Seorang napi mengamuk dan melukai Kepala Keamanan Rutan, Kurnia Panji serta dua napi lainnya di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A, Samarinda, Kaltim, Sabtu. Kurnia Panji yang terkena tikaman di kepala dan lengan kirinya, segera dilarikan ke RSUD AW Sjahranie Samarinda bersama napi lainnya, Topan, yang mengalami tiga luka tikam di perut, punggung dan dada untuk menjalani perawatan intesif. Sementara seorang napi bernama Heriansyah hanya dirawat di klinik Rutan karena lukanya tidak terlalu parah. Pelaku, Aman Tubilah (28), segera diserahkan ke Poltabes Samarinda bersama barang bukti, gunting yang digunakan menikam korban. Kepala Rutan Kelas II A Samarinda, Zaenal Arifin. S. Sos di Samarinda Sabtu mengatakan, keributan itu terjadi Sabtu pagi sekitar pukul 10. 00 wita. Aman Tubilah, napi narkoba yang divonis 1,3 tahun penjara tiba-tiba mengamuk dan menyerang napi lainnya di salah satu blok dalam Rutan. Saat peristiwa terjadi, Zaenal Arifin mengaku sedang melakukan evaluasi kegiatan pembinaan di lantai dua Rutan Samarinda bersama staf termasuk Kurnia Panji. "Saat mendengar ada perkelahian antar napi. Kurnia Panji segera turun. Namun, ketika berada di depan pintu ruang besuk, pelaku langsung menyerang Kurnia Panji sehingga mereka sempat bergumul," katanya. Aman Tubilah, kata Zaenal Arifin, berhasil ditenangkan setelah beberapa petugas turun tangan. "Beberapa napi juga sempat diserang, namun hanya tiga orang terluka, termasuk Kepala Keamanan Rutan. Kami masih menelusuri asal gunting yang dipakai pelaku," ungkap Zaenal Arifin. Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Komisaris Nandang, mengatakan, pelaku masih diperiksa intensif untuk mengetahui motif penikaman di dalam Rutan Samarinda tersebut. "Pelaku dan barang bukti telah kami amankan dan saat ini, napi itu masih kami mintai keterangan,"tegas Kasat Reskrim. Ditemui di Poltabes Samarinda, Sabtu sore, Aman Tubilah yang ditangkap Satuan Narkoba Poltabes Samarinda atas kepemilikan narkoba tahun 2007 silam mengaku, tidak menyangka jika yang ditikam itu adalah Kepala Keamanan Rutan. "Saya tidak bermaksud menikam Pak Panji. Sebelumnya, saya terlibat cekcok dengan seorang napi, kemudian sewaktu saya kejar dia, tiba-tiba saya dihalangi napi lainnya sehingga gunting itu saya acungkan tetapi mengenai Pak Panji. Gunting itu sebelumnya saya mau pakai mencukur," kata Aman Tubilah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008