New York (ANTARA) - Harga minyak dunia memperpanjang kenaikan mereka pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pelaku pasar bertaruh bahwa Federal Reserve, bank sentral AS, akan menurunkan suku bunga pada akhir pertemuannya, yang berpotensi meningkatkan permintaan energi.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman September naik 1,18 dolar AS bertengger pada 58,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 1,01 dolar AS menjadi ditutup pada 64,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Bank sentral AS memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa (30/7) dan akan mengumumkan keputusannya apakah akan menyesuaikan suku bunga pada Rabu sore (31/7/2019) waktu setempat.

Para investor berspekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya minggu ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, sedikitnya sebesar 25 basis poin.

"Ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga besok mendorong kekhawatiran baru-baru ini tentang permintaan ke posisi yang kurang penting dan membawa risiko-risiko penawaran dan pasokan yang lebih ketat ke dalam fokus," kata analis di Commerzbank dalam sebuah catatan Selasa (30/7).

Harga minyak mentah juga didukung oleh berlanjutnya kekhawatiran atas sisi pasokan di tengah ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Iran baru-baru ini menangkap kapal tanker minyak Inggris, Stena Impero, di Selat Hormuz, setelah pemerintah Inggris menahan kapal tanker minyak Iran awal bulan ini di Selat Gibraltar dengan tuduhan bahwa "itu melanggar sanksi Uni Eropa atas Suriah."

Insiden itu meningkatkan ketegangan antara Iran dan Barat, potensi gangguan terhadap aliran minyak mentah melalui Selat Hormuz, catat para pakar.


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019