Jakarta (ANTARA News) - Peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kini bisa mengajukan klaim dengan mudah karena seluruh kantor cabang PT Jamsostek sudah terhubung (online) dengan sistem komputer. Direktur Renbang dan Informasi PT Jamsostek di Jakarta, Selasa, mengatakan sejak 21 Maret 2008, 114 kantor cabang PT Jamsostek di seluruh Indonesia sudah terhubung dalam satu jaringan komputer (online). Suyono, yang didampingi oleh Karo Teknologi Informasi PT Jamsostek Erwin Mahendra dan Karo Humas Ilyas Lubis, mengatakan, sistem online itu tidak hanya pada data kepesertaan (pelayanan), tetapi juga pada sistem akuntansi dan keuangan. "Jadi yang kita sentralisasi adalah data base. Dahulu data itu berada di kantor-kantor cabang, kini disentralisasi ke pusat dan diolah lalu ditampilkan kembali ke kantor-kantor cabang untuk memudahkan pelayanan," kata Suyono. Dengan sistem baru ini maka peserta yang mengajukan klaim di luar daerah kepesertaannya tidak perlu menunggu lama karena datanya bisa dibuka diseluruh kantor cabang di seluruh Indonesia. Upaya pembuatan jaringan tersebut dimulai pada 2003 ketika Kantor Cabang PT Jamsostek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dijadikan obyek percobaan. Lalu kondisi itu ditularkan pada kantor-kantor cabang lain sehingga kini sudah terhubung 114 kantor cabang. Dana yang diperlukan sejak program 2003 itu dimulai berjumlah Rp89 miliar. Suyono menyatakan pada awalnya ditemukan kendala di lapangan, seperti pemilihan aplikasi, lalu perubahan peraturan, keterbatasan sumber daya manusia dan perubahan pada paradigma kerja yang akurat dan tepat waktu. Agar sistem itu bisa berjalan maka diperlukan tim pendamping di kantor-kantor cabang di daerah hingga mereka mampu mandiri bekerja secara online. Suyono juga menjelaskan bahwa masih ada kendala teknis di lapangan, yakni pada masih terdapat 47 kantor cabang di wilayah timur Indonesia yang menggunakan sistem komunikasi VSAT. "Kita berharap fasilitas telekomunikasi yang kita gunakan bisa mencapai wilayah tersebut sehingga kita tidak perlu menggunakan dua jaringan," kata Suyono. Ketika ditanya pengaman data peserta, mantan Karo Humas PT Jamsostek itu mengatakan pihaknya akan menambahkan informasi nama ibu kandung peserta agar tidak terjadi dualisme kepesertaan. Cara ini yang juga dilakukan pihak perbankan untuk mengamankan dualisme kepesertaan, disamping sejumlah data pribadi lainnya. Saat ini terdapat 24 juta pekerja yang menjadi peserta program Jamsostek, 8 juta diantaranya aktif membayar iuran, sekitar 15-16 juta tidak aktif membayar iuran dan menunggu pencairan JHT.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008