Washington (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia (World Bank), Robert Zoellick, memperingatkan bahwa harga pangan kemungkinan masih akan tinggi dalam jangka panjang, akibat kuatnya permintaan dunia dan meningkatnya pengunaan bahan bakar nabati (bio-fuels) untuk energi alternatif. Kecenderungan naik menghadirkan ancaman sekaligus peluang terhadap negara-negara berkembang. Sektor pertanian mereka akan menikamti lonjakan (booming) harga, namun banyak dari penduduk mereka akan menderita kelaparan karena ketiadaan usaha yang dapat menghasilkan bahan pangan, kata Zoellick kepada pers jelang pertemuan musim semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington. Zoellick, seperti dikutip DPA, mengatakan bahwa Bank Dunia memperkirakan harga pangan global akan terus meningkat pada 2008 dan 2009, dan sedikit turun pada tahun-tahun berikutnya. Rincian proyeksi harga tersebut baru akan diumumkan pada Rabu. Pekerjaan perubahan iklim juga erat berhubungan dengan tujuan pembangunan dunia (world`s development goals), kata Zoellick. Ia memperingatkan bahwa terlalu banyaknya tekanan kepada negara-negara sedang bekembang untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan dapat menghambat pertumbuhan dan menjauhkan negara-negara dari pengurangan emisi selanjutnya. "Prinsip intinya adalah ketertarikan dari negara-negara berkembang," kata dia. "Kami secara keseluruhan mendorong ini, perubahan iklim sebagai isu pembangunan." Zoellick mengungkapkan kembali bahwa pelambatan ekonomi global telah berdampak miring terhadap pertumbuhan dunia. Negara-negara berkembang tidak terpukul keras dalam siklus penurunan sebelumnya, karena "kutub alternatif dari pertumbuhan" terhadap Amerika Serikat sedang diciptakan China, India dan negara sedang berkembang lainnya, kata Zoellick. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008