Surabaya (ANTARA News) - Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur sepakat untuk tidak menaikkan SPP (Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan) untuk mahasiswa angkatan 2008/2009. "Pertimbangannya adalah situasi ekonomi yang dialami masyarakat saat ini," kata Rektor Universitas Negeri (Unesa) Surabaya Prof Haris Supratno di Surabaya, Selasa. Ia mengemukakan hal itu dalam sambutan penerimaan beasiswa dari Bank Indonesia (BI) wilayah Surabaya untuk 280 mahasiswa asal lima PTN di wilayah Surabaya dan Madura. Mewakili pimpinan lima PTN dari Surabaya dan Madura, ia mengatakan SPP yang berlaku sampai saat ini merupakan keputusan lebih dari empat tahun yang lalu. "Karena itu, kami menyampaikan terimakasih kepada BI atas kepedulian membantu mahasiswa. Kami berharap BI senantiasa meningkatkan pemberian beasiswa, baik nominal maupun jumlah penerima," katanya. Menurut Sekretaris Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru itu, pemberian beasiswa BI itu sangat tepat momentumnya, sebab akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial. "Dengan ketersediaan SPP dari mahasiswa, maka akan memperlancar penyediaan sarana, prasarana dan fasilitas lain di kampus," katanya. Ke-280 mahasiswa berasal dari lima PTN yakni Universitas Airlangga (Unair) sebanyak 80 mahasiswa; ITS (80), IAIN Sunan Ampel (40); Universitas Negeri Surabaya atau Unesa (40); dan Universitas Trunojoyo atau Unijoyo (40). Penyerahan beasiswa itu dilakukan Pimpinan BI Surabaya, Wiyoto, dan langsung diterima oleh wakil kelima PTN, di Gedung BI Surabaya Jl Pahlawan, Surabaya. Penerima dari Unair diwakili Direktur Kemahasiswaan Prof Dr drh Ismudiono MS, Unesa diwakili rektor Prof Dr Haris Supratno, IAIN Sunan Ampel diwakili rektor Prof Dr HM Ridwan Nasir MA, ITS diwakili oleh Purek III Prof Dr Suasmoro, dan Unijoyo diwakili Rektor Prof Dr Ir H Arifin MS. Sebelum penyerahan beasiswa, kelima wakil PTN itu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara BI dengan kelima PTN itu, kemudian dilanjutkan dengan seminar Kebanksentralan yang disampaikan tiga pejabat BI Surabaya untuk mengenalkan BI sebagai bank sentral. Menurut Direktur Kemahasiswaan Unair, Prof Dr Ismudiono, sebanyak 80 mahasiswa Unair penerima beasiswa diseleksi sesuai kriteria yang diberikan BI berdasarkan prestasi akademik, dan keadaan ekonomi orangtua mahasiswa yang kurang mampu. "Ke-80 mahasiswa Unair itu `dibagi rata` untuk 11 fakultas, sehingga masing-masing fakultas terdapat antara enam hingga delapan mahasiswa," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008