"Secara umum menarik ya, sampai delapan seri hitnya. Makin banyak setelah ada prestasi positif Lalu Muhammad Zohri yang menjadi juara dunia atletik U-20 dan lolos Olimpiade," ujar Tigor Tanjung di sela Kejurnas Atletik 2019 di Stadion Pakansari, Kamis.
Dia menyatakan bahwa bibit-bibit atlet pada nomor 100 meter tidak akan kehabisan, terlihat juga pada ASEAN Schools Games 2019 di Semarang, Juli lalu atlet-atlet muda banyak berprestasi.
"Sekarang tinggal bagaimana mereka (atlet muda) mendapatkan pelatih yang bagus, terutama dalam hal teknik," kata dia.
Dia menegaskan, itu sudah sesuai dengan arahan dari Menpora Imam Nahrawi bahwa pada ASEAN Schools Games harus menurunkan atlet lapis kedua, dengan adanya itu maka akan semakin memudahkan PASI dalam memilih untuk pertandingan internasional ke depannya.
Sedangkan untuk SEA Games yang siklusnya pendek, dua tahun sekali, lanjut dia, kemungkinan untuk menurunkan atlet remaja akan dilakukan pada SEA Games 2023 yang rencana akan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja.
"Jika SEA Games untuk junior ditakutkan selalu berulang-ulang akan ada kejadian yang tiba-tiba dananya terlambat. Kalau hanya mempersiapkan waktu setahun, sehingga memaksakan untuk mengikuti gelaran tersebut itu tidak bagus," ungkap Tigor.
Sementara itu, pada hari pertama kejurnas, Kontingen Jawa Timur memimpin perolehan medali dengan memperoleh enam medali emas dan dua medali perak, di posisi kedua Jawa Barat dengan perolehan medali tiga medali emas, satu medali perak dan satu perunggu, dan diikuti DKI Jakarta dengan perolehan medali satu medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu.
Baca juga: Zohri jadi motivasi Iswandi untuk kembali tunjukan kapasitas
Baca juga: Pelari Iswandi kejar target masuk SEA Games
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
