Jakarta, 15 April 2008 (ANTARA) - Menteri Keuangan, pada tanggal 12-14 April 2008 telah melakukan perjalanan dinas ke Amerika Serikat dalam rangka menghadiri: (1) Rangkaian acara World Bank/IMF Spring Meeting di Washington, D.C. tanggal 12-13 April 2008; (2) Pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB, pembicara seminar, dan investor meeting di New York, tanggal 14 April 2008. 1. World Bank/IMF Spring Meeting (Spring Meeting) - Partisipasi Delegasi Indonesia (Delri) pada Spring Meeting dipimpin oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati bersama dengan Kepala Bappenas, Paskah Suzetta. - Dalam Spring Meeting ini dibahas berbagai agenda World Bank (Development Committee atau DC) dan International Monetary Fund atau IMF (IMF Committee atau IMFC) terutama mengenai: > Outlook perekonomian dunia yang dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi global yang diakibatkan oleh krisis yang berkelanjutan di AS dan meningkatnya harga energi serta komoditas pangan. Namun demikian, kondisi tersebut dapat diimbangi oleh tetap baiknya pertumbuhan ekonomi di emerging markets (terutama di kawasan Asia termasuk Indonesia) walaupun lajunya agak sedikit menurun. Menteri keungan Indonesia, sebagai wakil Asia dan middle-lower income country, diundang secara khusus oleh Managing Director IMF untuk menyampaikan pandangan dan solusi berkenaan dengan issue-issue di atas. > Perkembangan reformasi Bretton-Woods Institutions dalam rangka memperbesar voice and representation negara-negara berkembang dalam IMF yang mana telah tercapai kesepakatan penggunaan formula baru dalam menghitung kuota masing-masing negara dengan memfokuskan kepada upaya peningkatan kuota negara berkembang dan emerging markets. > Di samping itu, Presiden World Bank mengundang secara khusus Menteri Keuangan Indonesia untuk menindaklanjuti hasil pertemuan High Level Event on Climate Change - Finance Ministers Meeting (HLECC-FMM) yang dihadiri oleh hamper 40 menteri keuangan/ekonomi dan 10 lembaga multilateral di Bali, Desember 2007 lalu. Pada tanggal 13 April 2008, diadakan sesi khusus di tingkat Menteri Keuangan dan DC members, yang diberi nama Bali Breakfast Meeting, yang mana para Menteri Keuangan mencapai kesamaan pandangan bahwa pendanaan untuk climate change hendaknya berupa additional financing (yang berasal dari internal dan internasional) dan tidak mengambil porsi dari dana pembangunan yang telah ada, dan perlunya peranan aktif stakeholders (negara berkembang, maju, dan lembaga multilateral) dalam mengatasi dampak perubahan iklim. > Secara khusus Menteri Keuangan menyampaikan surat Presiden RI kepada Presiden World Bank terkait dengan pandangan Indonesia terhadap isu perekonomian global, termasuk masalah energi, komoditas pangan, dan climate change. Indonesia mendorong lembaga multilateral khususnya yang terkait dengan pembiayaan pembangunan untuk memberikan prioritas program pembangunan untuk mengatasi ke 3 issue tersebut. > Di sela-sela pertemuan Spring Meeting tersebut, Delri juga berkesempatan melakukan pertemuan troika (bersama dengan Polandia dan Denmark) dalam rangka persiapan substansi/policy dan logistic pertemuan para menteri keuangan/ekonomi tentang climate change (HLECC-FMM ke 2) di Polandia, Desember 2008. Pertemuan di Polandia, dan selanjutnya di Denmark pada tahun 2009, merupakan kelanjutan dari inisiatif Indonesia pada HLECC-FMM di Bali yang berkembang menjadi kerangka perundingan internasional. > Di sela Spring Meeting, Menteri Keuangan Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden World Bank, Managing Director IMF, Presiden ADB, US Treasury, International Finance Corporation (IFC), dan Norwegia untuk membahas berbagai isu ekonomi, pembangunan, keuangan, dan investasi baik untuk kepentingan Indonesia maupun internasional. 2. Pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB, pembicara seminar, dan investor meeting - Menteri Keuangan kemudian melanjutkan perjalanan ke New York untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB dan menyampaikan surat dari Presiden RI terkait dengan perhatian Indonesia untuk dalam mengatasi kenaikan harga minyak dan komoditas pangan. PBB, melalui mekanisme PBB, perlu memberikan prioritas dalam mencari solusi untuk mengatasi dampak dari ke dua hal tersebut, dan Indonesia berkeinginan berpartisipasi aktif sebagai bagian dari politik luar negeri Indonesia. - Menteri Keuangan Indonesia diundang secara khusus sebagai pembicara bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Inggris untuk berbicara dalam seminar Climate Change and Development: New Challenges and New Opportunities. Menteri keuangan menyampaikan keseriusan Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan lingkungan dengan menyiapkan berbagai program lintas departemen dan peningkatan pendanaan termasuk bekerjasama dengan berbagai negara (bilateral) dan multi lateral. - Menteri keuangan juga menyampaikan presentasi kepada para investor yang tergabung dalam American Indonesian Chamber of Commerce (AICC) berkenaan dengan perkembangan ekonomi dan investment climate yang semakin kompetitif di Indonesia. (Sumber:BKF)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008