Medan (ANTARA News) - Pemerhati sosial-budaya dari Lembaga Kitly Jakarta Basyral Hamidy Harahap berpendapat, hasil Pilgub Sumatera Utara (Sumut) merupakan hal yang mengejutkan namun kemenangan pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Sampurno) sudah diprediksi sejak awal. "Sama halnya dengan Pilgub Jabar, tokoh militer, partai besar dan elit politik, menurun daya pikatnya ketimbang tokoh biasa yang sederhana, Islam dan merakyat," katanya dalam seminar "Persaingan Budaya Politik Etnik Mandailing Dengan Batak Toba" di Medan, Sabtu. Ia menilai, janji kampanye yang disampaikan dengan bahasa klise ternyata kurang laku di masyarakat. Rakyat lebih tertarik pada gagasan sederhana yang diucapkan dengan gaya bahasa rakyat sehari-hari. Hal itu yang dilakukan pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho dengan mengangkat empat tema yang mudah dipahami, yakni membuat masyarakat jangan lapar, masyarakat jangan bodoh, masyarakat jangan sakit dan masyarakat harus punya masa depan. Selain itu, kata dia, Syamsul Arifin merupakan tokoh yang berasal dari keluarga sederhana dan dekat dengan masyarakat. Syamsul Arifin juga tokoh arganisasi masyarakat Melayu. Namun yang penting juga adalah ia memantapkan sosialisasi di daerah Sumut yang paling padat penduduknya sehingga perolehan suara di daerah itu akan sangat berarti dibandingkan dengan daerah lain. Menurut Basyral, satu faktor penting lagi yang menjadi alasan kemenangan pasangan "Syampurno" adalah bergeraknya mesin politik partai-partai pendukung khususnya kader PKS yang kuat dalam pembinaan kader partai. Mereka melakukan sosialisasi dengan semangat dakwah Islamiyah dan penghayatan bahwa dakwah merupakan amal yang tinggi nilainya. Kesukarelaan dan semangat partai yang kuat telah menampilkan pasangan "Syampurno" menjadi pemenang Pilgub Sumut 2008 ini. Penghitungan cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho sebagai pemenang dengan meraih 27,67% suara, unggul dari empat pasangan lainnya. Sedangkan Lembaga Survei Indonesia memperkirakan kemenangan "Syampurno" dengan prosentase yang lebih tinggi, yakni 28,72% suara. Mereka menggungguli perolehan suara pasangan Tritamtomo/Benny Pasaribu yang mendulang 22,35% suara, H Abdul Wahab Dalimunthe/H Raden Muhammad Syafi`i dengan 17,22%, RE Siahaan/H.Suherdi dengan 16,51% dan pasangan HM Ali Umri/H. Maratua Simanjuntak yang diperkirakan hanya memperoleh 16,26% suara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008