Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (persero) Tbk fokus garap dana kelolaan nasabah kaya atau wealth management melalui layanan bisnis private banking dan prioritas seiring pertumbuhan masyarakat kelas atas di Indonesia.

"Kami sedang menjadi pemain utama di bisnis ini. Kami tidak hanya punya bisnis di lokal (Indonesia), tapi juga kami coba bangun kapabilitas di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura," kata Ditektur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi dalam acara temu nasabah bertema Beyond Wealth 2019 di Jakarta, Rabu.

Bank Mandiri bekerja sama dengan lembaga keuangan asal Swiss yang mempunyai keunggulan bidang private dan investment banking. Kerja sama itu dilakukan untuk menyediakan produk investasi offshore kepada para nasabah kaya Indonesia yang menetap di Singapura.

"Harapan ke depan juga bisa melayani nasabah utama di lokal dan juga offshore," ujarnya.

Hery menyampaikan bahwa jumlah nasabah kaya Bank Mandiri saat ini sebanyak 55.000 nasabah dengan dana kelolaan mencapai Rp205,3 triliun. Nilai tersebut meningkat 6,75 persen ketimbang akhir Juni 2018.

Dalam mendorong pertumbuhan itu, bank merekomendasikan nasabahnya untuk migrasi investasi dari deposito ke berbagai instrumen investasi lainnya, seperti reksadana dan obligasi retail.

Adapun upaya mendukung pengelolaan dana nasabah kaya tersebut, Bank Mandiri akan mengembangkan digital wealth platform berbasis dalam jaringan (online) yang direncanakan meluncur pada tahun 2020.

"Platform digital itu bertujuan untuk memudahkan nasabah saat melakukan transaksi online membeli produk-produk investasi, seperti reksadana dan obligasi retail," tuturnya.

Lebih lanjut Hery menyampaikan pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan kinerja yang baik.

Pada semester I 2019, Bank Mandiri meraup laba sebesar Rp13,5 triliun atau mengalami pertumbuhan 11 persen dibandingkan tahun lalu.

Dari sisi kualitas kredit tercatat membaik dengan adanya penurunan non performing loan (NPL) sebesar 54 basis point dan penyaluran kredit mandiri juga mengalami peningkatan sebesar 12 persen secara tahunan, yaitu Juni 2019 dibanding Juni 2018 dan sudah mencapai Rp691 triliun.

Kemudian penghimpunan dana telah mencapai Rp843 triliun.

"Dengan demikian dari sisi aset kita juga mengalami pertumbuhan cukup baik sekitar 7 persen," sebutnya.

Baca juga: Jumlah rekening nasabah "kaya" turun 1,66 persen

Baca juga: LPS: simpanan "nasabah kaya" di atas Rp2 miliar turun tipis

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019