ANTARA - Tidak ada yang berubah dari rumah Presiden ke-4 Republik Indonesia Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta Selatan sejak Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 silam. Dulu, Rumah di Ciganjur selalu ramai sejak subuh, didatangi orang-orang yang ingin bertemu Gus Dur. Istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah dan putri bungsunya, Inaya Wulandari Wahid mengenang sosok Gus Dur yang selalu mendedikasikan dirinya pada agama, masyarakat, dan negara semasa hidupnya. Dan kini, meskipun Gus Dur telah tiada, perjuangannya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan masih berlanjut, diteruskan oleh anak-anak dan istrinya. (Irfan Junaidi/Syahrudin, Syamsul Rizal/Sandy Arizona/Monalisa)

Saksikan juga:
Gus Dur: Buku, seni, dan demokrasi
Meneladani budaya etika demokrasi Gus Dur di Haul ke-14