Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat seharusnya membuat "jadwal lentur" untuk penarikannya dari Afghanistan, kendati Presiden Barack Obama mungkin mempertimbangkan rencana menambah tentaranya di sana, kata Senator Amerika Serikat pada Senin.

"Sudah waktunya kita harus mulai membicarakan jadwal lentur, saat orang di Amerika Serikat dan Afghanistan dan seluruh dunia dapat melihat ke mana kita menuju dan kapan kita bermaksud mengeluarkan tentara kita," kata Senator Demokrat Russell Feingold.

"Saya pikir, memperlihatkan kepada orang di sana dan di sini bahwa kita memunyai pengertian tentang kapan waktunya pergi adalah salah satu hal terbaik bisa kita lakukan untuk berhasil di Afghanistan. Orang di negara itu harus menerima kepemilikan itu. Semua orang mengatakan itu," tambahnya.

Feingold, senator pertama Amerika Serikat menyeru jadwal penarikan dari Irak, mengatakan itu kepada koran di negara bagian Wisconsin-nya di tengah peningkatan perbantahan di Amerika Serikat tentang jumlah tentara di Afghanistan.

"Kita harus sangat bersungguh-sungguh dalam keamanan. Kita mesti memelihara kemampuan untuk mengikuti Al Qaida di Afghanistan. Itu tidak berarti kita menyerah," katanya kepada "Appleton Post- Crescent".

"Tapi, dengan sekedar meneruskan gerakan di sana, dan agaknya akan ada permintaan akan banyak tentara lagi, saya tidak yakin itu gagasan bijak," kata Feingold.

Feingold mengatakan itu di antara duga-duga luas bahwa panglima tentara Amerika Serikat di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal, akan menganjurkan peningkatan pasukan saat dia menyampaikan penilaian resmi atas perang itu dalam dua pekan mendatang.

"Sesudah delapan tahun, saya tidak yakin bahwa sekedar mengirim lagi dan lagi tentara ke Afghanistan adalah pertimbangan baik strategi," kata senator itu, yang mengungkapkan keprihatinan bahwa mengirim lebih banyak tentara Amerika Serikat bisa menggoyahkan kawasan tersebut.

"Tidakkah kita membantu menggerakkan lebih banyak pengacau ke Pakistan, dengan terus mengembangkan tentara dan kemarahan di Afghanistan dan Pakistan adalah tempat setiap jenis mimpi buruk bergabung di negara nuklir dan saya pikir itu bukan strategi bagus, yang terpikirkan," katanya.

Terdapat sekitar 62.000 tentara Amerika Serikat di Afghanistan, membentuk kelompok besar balatentara asing dari 42 negara.

Jumlah korban tewas tentara asing di Afghanistan mencapai 50 orang pada bulan ini, kata angka lansiran kelompok mandiri icasualties.org.

Juli adalah bulan paling mematikan bagi tentara asing di Afghanistan sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 dengan 76 serdadu kehilangan nyawa, kebanyakan akibat serangan, kata icasualties.

Selama 2009, sekitar 250 prajurit asing tewas di negara itu, sebagian besar akibat serangan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009