London (ANTARA News/AFP) - Euro dan dolar melemah terhadap yen pada Kamis waktu setempat, karena investor kehilangan selera terhadap aset berisiko (risk appetite) dan berbalik hati-hati meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi global meningkat, kata para pedagang.

Pada akhir perdagangan di London, mata uang tunggal Eropa mundur menjadi 133,27 yen dari 134,30 yen di New York pada akhir Rabu, sementara dolar tergelincir menjadi 93,61 yen pada Kamis dari 94,22 akhir Rabu.

"Pendulum telah berayun kembali kepada konsolidasi risiko ekonomi ... dengan kenaikan data ekonomi telah berlalu yang mendukung kehati-hatian," kata seorang penyiasat mata uang Societe Generale bank, Patrick Bennett.

Yen dan dolar dipandang sebagai "safe haven" (tempat berlindung yang aman) investasi sementara euro dipandang sebagai mata uang dengan risiko lebih tinggi dan cenderung naik dengan kepercayaan investor.

Tetapi investor memberi tanggapan bisu terhadap data yang menunjukkan bahwa angka penjualan rumah baru AS meroket 9,6 persen pada bulan Juli, dalam apa yang dipandang sebagai tanda lebih lanjut pemulihan untuk sektor perumahan yang bermasalah.

Ada juga yang lebih tajam dari yang diperkirakan, naik 4,9 persen pada pesanan baru untuk barang manufaktur AS tahan lama pada bulan Juli - peningkatan ketiga dalam empat bulan terakhir dan kenaikan paling tajam sejak Juli 2007.

"Penjelasan yang paling mungkin karena kurangnya momentum di pasar yang kelelahan," kata Mitul Kotecha, seorang analis di bank Perancis Calyon.

"Ada banyak kejutan data positif dalam beberapa pekan terakhir dan pasar telah meningkatkan desensitas terhadap berita seperti itu."

Sementara itu investor mengubah perhatian mereka pada sebuah perkaraan terbaru mendatang , estimasi produk domestik bruto Amerika Serikat kuartal kedua dan survei sentimen konsumen Amerika.

Kenaikan baru-baru ini dalam optimisme pasar melembut setelah laporan otoritas China mengatakan mereka akan mencoba untuk mengendalikan investasi berlebihan dan kelebihan kapasitas dalam industri termasuk baja dan semen.

Kotecha mengatakan ini "tidak akan membantu sentimen pasar karena kekhawatiran tentang pertumbuhan China cenderung muncul kembali."

Ahli strategi NAB Capital John Kyriakopoulos berkata: "Keprihatinan atas kesinambungan pemulihan ekonomi China terus membebani sentimen terhadap pertumbuhan ekonomi global."

Dalam tanda lebih lanjut dari harapan pemulihan ekonomi, survei yang dipantau erat di Jerman, menunjukkan bisnis di ekonomi terbesar Eropa itu berada pada posisi paling percaya diri sejak runtuhnya raksasa perbankan AS Lehman Brothers tahun lalu.

Di London pada Kamis, euro berpindah tangan pada 1,4273 dolar terhadap 1,4250 dolar akhir Rabu, pada 133,27 yen (134,30), 0,8800 pound (0,8773) dan 1,5224 franc Swiss (1,5217).

Dolar berdiri pada 93,61 yen (94,22) dan 1,0695 franc Swiss (1,0676). Pound berada pada 1,6177 dolar (1,6242).

Di London Bullion Market, harga emas naik menjadi 943 dolar per ons dari 940,50 dolar per ons pada Rabu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009