Kabul (ANTARA News/AFP) - PBB menyerukan NATO menyelidiki secara mendalam pemboman yang menewaskan belasan orang di Afghanistan, Jumat dan mengatakan pihaknya mengirim satu tim penyelidiknya sendiri.

"Saya sangat khawatir oleh laporan-laporan yang kami lihat pagi ini tentang korban-korban di kalangan penduduk sipil akibat serangan udara terhadap truk-truk yang dicuri di distrik Aliabad, provinsi Kunduz," kata deputi utusan khusus PBB di Afghanistan, Peter Galbraith.

"Sebagai satu prioritas segera, segala sesuatu yang mungkin harus dilakukan untuk menjamin bahwa orang-orang yang cedera akibat serangan ini dirawat dengan layak dan para keluarga diberikan bantuan yang mereka perlukan," katanya.

PBB di masa lalu menyerukan militer asing yang beroperasi di Afghanistan mengutamakan terlebih dulu keselamatan warga sipil dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi terhadap gerilyawan Taliban.

Tindakan juga harus dilakukan untuk memeriksa apa yang terjadi dan kenapa serangan udara dilakukan dalam keadaan di mana sangat sulit untuk menentukan tidak ada warga sipil," kata Galbriath.

"UNAMA (Misi PBB di Afghanistan) akan mengirim satu tim untuk melihat situasi," tambahnya.

Satu serangan udara NATO menewaskan sekitar 90 orang-- sebagian besar gerilyawan.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan-laporan tentang korban sipil tetapi tentara Jerman dalam sebuah pernyataan menyebut jumlah korban tewas 56 orang dan mengatakan tidak ada warga sipil yang tewas.

Korban sipil dalam operasi militer Barat di Afghanistan merupakan hal sangat sensitif dan sumber penting ketegangan dengan pemerintah Presiden Hamid Karzai, yang unggul dalam penghitungan suara dalam pemilihan presiden belum lama ini.

PBB mengatakan hampir dua pertiga dari 828 warga sipil diduga tewas akibat dibunuh pasukan pro pemerintah dalam serangan udara tahun lalu.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009