London (ANTARA News) - Kasus perselisihan yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), POLRI, Kejaksaan Agung dan elemen penguasa lain, mencerminkan penegakan hukum menjadi permainan para penguasa.

Akibatnya, sisi keadilan menjadi semakin suram, demikian Pernyataan Sikap Perhimpunan Pelajar Indonesia di Swedia (PPI Swedia) Terkait Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia yang diterima koresponden Antara London, Kamis.

Ketua Umum PPI Swedia, Dedy Sushandoyo dalam keterangannya mengatakan menanggapi keadaan yang sedang terjadi sekarang ini di Indonesia, PPI Swedia sebagai bagian masyarakat Indonesia menyerukan beberapa hal.

Mendukung segala upaya penegakan keadilan hukum dan pemberantasan Korupsi di Indonesia, menolak dan melawan segala upaya pelemahan pemberantasan Korupsi di Indonesia.

Selain itu menuntut lembaga eksekutif agar menerapkan dan memperkuat kebijakan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu dan menuntut lembaga legislatif agar meninjau dan memperkuat Undang-undang yang terkait, agar pemberantasan korupsi berjalan efektif.

Menuntut pihak Kepolisian dan Kejaksaan Agung untuk bertindak dan bekerja secara professional dan adil dalam menangani kasus pimpinan KPK.

PPI Swedia juga mendukung pembentukan Tim Pencari Fakta Independen untuk mengusut kebenaran transkrip rekaman berisi kriminalisasi KPK diikuti dengan tindakan hukum yang tegas terhadap oknum-oknum yang terlibat apabila rekaman tersebut terbukti benar.

PPI Swedia, mendukung KPK menuntaskan kasus korupsi besar seperti kasus Bank Century dan BLBI maupun kasus korupsi lainnya dan menghimbau seluruh komponen masyarakat berpartisipasi dalam memperjuangkan upaya pemberantasan korupsi dan melawan upaya pelemahan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Kasus ini harus kita jadikan sebagai tonggak sejarah untuk pemberantasan korupsi demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik di masa mendatang, demikian Dedy Sushandoyo.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009