Sumber (ANTARA News) - Ratusan kura-kura penghuni objek wisata Cikuya Desa Belawa Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Cirebon, Jabar, mendadak mati akibat bakteri yang sampai sekarang belum diketahui dari mana asalnya.

Riki, penjaga objek wisata Cikuya Belawa mengatakan kejadian matinya ratusan kura-kura yang dikeramatkan oleh warga setempat tersebut terjadi dalam waktu satu bulan terakhir.

"Kura-kura yang pertama mati adalah Si Dekok, sekitar awal Februari lalu, kemudian menyusul Si Bulat, beberapa hari kemudian, dan berangsur-angsur disusul oleh kura-kura kecil lainnya," kata Riki, saat ditemui di lokasi Objek Wisata Belawa, Rabu.

Menurut Riki, Si Dekok merupakan salah satu maskot objek wisata Belawa, karena memiliki keunikan tubuh, yaitu mempunyai tempurung yang cekung dan merupakan kura-kura tertua penghuni objek wisata Belawa. Selain itu, kura-kura yang umurnya diperkirakan hampir mencapai 150 tahun ini juga memiliki ukuran tubuh raksasa dengan diameter tempurung mencapai 120 cm.

"Sebelum mati, Si Dekok menderita penyakit aneh yaitu matanya mendadak buta dan selalu berdarah. Kemudian dia tidak mau makan hingga akhirnya mati," kata Riki.

Selain Si Dekok, kata Riki, penyakit aneh juga diderita Si Bulat, kura-kura terbesar kedua setelah si Dekok yang usianya mencapai 120 tahun. Berbeda dengan si Dekok, penyakit yang diderita Si Bulat adalah alat kelaminnya selalu keluar dan tidak mau makan.

Setelah kematian Si Dekok, kemudian disusul oleh lima kura-kura tua lain, yang umurnya sudah mencapai 100-an tahun, dan puluhan kura-kura produktif serta ratusan kura-kura kecil atau yang biasa disebut cukik.

"Jumlah kura-kura yang mati sampai sekarang sudah mencapi 250 ekor. Jika dibedah isi perutnya, bagian hati kura-kura tersebut pasti rusak. Saya tidak tahu apa penyebabnya," kata Riki.

Saat ini populasi kura-kura di Objek Wisata Belawa, kata Riki hanya tinggal 17 ekor, itu pun yang sehat tinggal 11 ekor, dan sisanya sudah terjangkit penyakit aneh tersebut, ditambah 30 ekor tukik.

Dari enam ekor kura-kura produktif yang sudah terjangkit penyakit saat ini kondisinya sudah sangat lemah, dan pada dadanya tampak bercak-bercak yang menjalar hingga ke bagian tempurungnya. Selain itu tempurung kura-kura tersebut juga perlahan menjadi lunak dan matanya menjadi buta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim kesehatan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Cirebon, katanya, kura-kura tersebut mati karena terserang bakteri. Untuk mengantisipasi kematian lebih banyak, petugas dari DKP memberi obat PK yang berkhasiat membunuh bakteri dan OTC sebagai vitaminnya.

Namun obat-obat tersebut, kata Riki, tidak berdampak apa-apa bahkan kematian kura-kura semakin banyak. Sebagai upaya pencegahan lain yaitu dengan memindahkan kura-kura tersebut ke kolam penampungan yang lain serta memisahkan kura-kura yang sehat dari yang sudah terjangkit penyakit.

Sementara itu Yayat, Kepala Dusun A Desa Belawa mengharapkan bantuan dari instansi terkait untuk segera mengambil tindakan atas kejadian wabah penyakit yang menyerang kura-kura penghuni Objek Wisata Belawa yang merupakan Penghasilan Asli Daerah (PAD) dan kebanggaan masyarakat Desa Belawa.

"Kami mengharapkan perhatian dari instansi terkait atas musibah ini. Semoga tidak sampai kura-kura di Belawa ini menjadi punah," katanya.

(T.Y003/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010