Jakarta (ANTARA News) - Karung berisi mayat wanita berkerudung ditemukan warga tersangkut di dekat Pintu Air Jalan Administrasi Negara I, Kebonmelati, Tanahabang, Jakarta Pusat, Jumat.

Pengamatan, karung beras berwarna putih yang baru diangkat warga ke darat, menebarkan bau tidak sedap. Dari dalam karung yang diikat tali rafia itu tercetak lekuk kaki manusia dan di sudut lainnya tersembul jempol tangan.

Yakin tubuh manusia berada di dalam karung, saat itu juga karung dibuka dan didapati jasad wanita yang sudah membengkak. Kedua tangannya diikat dengan posisi badan meringkuk.

Pakaian yang dikenakan jasad itu, celana panjang hitam, kaus lengan panjang warna hitam, sandal, dan berkerudung warna krem.

"Saat ditemukan, seluruh kulit tubuh wanita malang tanpa identitas itu sudah terkelupas, membengkak, dan mulut menganga," kata Inspektur Dua Assali Kisom, kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Tanahabang.

Setelah diidentifikasi seperlunya, kata Assali, jasad wanita itu langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk divisum.

"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil visum," ujarnya.

Assali menambahkan, untuk penyelidikan lebih lanjut, pihaknya sedang memintai keterangan dari dua orang yang menemukan jenazah tersebut, yaitu Mian (34) dan Suwarno (45). Kedua lelaki itu adalah pemulung yang kerap melintas di lokasi temuan jenazah wanita tersebut.

Diperkirakan jenazah itu sudah meninggal lebih dari 24 jam. Tinggi tubuh jenazah sekitar 160 cm dan diperkirakan umur wanita itu sekitar 20 tahun sampai 30 tahun. "Sulit menemukan bekas luka lebam atau luka tusuk, karena tubuhnya sudah membusuk," kata Assali.

Suwarno (45), saksi mata mengatakan awalnya ia tidak curiga saat melihat keberadaan karung berisi mayat itu. Kecurigaan baru muncul saat bau busuk menyeruak dari balik karung. Terlebih saat melihat jempol tangan manusia.

Temuan mencengangkan itu langsung dikabarkan kepada teman-teman pemulung lain dan tak lama kemudian, karung diangkat.(*)

(ANT-136/KWR/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010