Denpasar (ANTARA News) - Kyai Haji Nuril Arifin mengatakan, organisasi masyarakat atau ormas Islam banyak salah kaprah dalam melakukan aktivitasnya.

"Mereka melakukan tindakan kekerasan yang dianggap tak sepaham, dengan mengatasnamakan agama Islam," kata KH Nuril Arifin saat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema "Hidup Damai Tanpa Kekerasan" itu.

Menurut dia, padahal Islam itu agama yang damai, sejuk, menghormati sesama manusia dan menerima perbedaan.

KH Nuril Arifin yang akrab dipanggil Gus Nuril menyebutkan, ormas Islam di Indonesia yang sering menggunakan kekerasan adalah Front Pembela Islam (FPI).

Selain FPI ada juga yang disebut dengan Forum Betawi Rempug (FBR). Kedua ormas ini sangat sering melakukan "sweeping" atas nama Islam.

Padahal tindakan tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.

"Ini benar-benar salah kaprah karena mereka sama sekali tidak menghidupi nilai-nilai Islam yang ada di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, Islam yang dibawa adalah Islam dari Arab dan Timur Tengah. Padahal FBR dan FPI adalah ormas yang baru berdiri, tetapi bisa mempengaruhi pola pikir generasi muda Indonesia yang sealiran dengan mereka.

"Mereka membawa spirit Islam dari Arab dan tampil lebih Arab dari orang Arab sesungguhnya," kritik Gus Nuril.

Menariknya, kata dia, aparat keamanan sama sekali tidak berkutik bila berhadapan dengan beberapa ormas yang dimaksud.

Polisi misalnya, seakan membiarkan berbagai tindakan brutal berbagai Ormas Islam tersebut. Mereka diberi ruang untuk melakukan main hakim sendiri dan sama sekali tidak mengambil langkah-langkah hukum seperlunya.

"Sekalipun ditangkap, mereka hanya dimintai keterangan yang kemudian dilepas lagi. Hal yang sama juga terjadi dengan DPR-RI sebagai lembaga pembuat undang undang" ucapnya.

Hal tersebut, lanjut Gus Nuril, berarti tidak ada ketegasan pemerintah untuk menghapus dan membubarkan berbagai ormas yang seringkali melakukan "sweeping" tanpa dikawal polisi.

"Tindakan itu kan sama memberikan ruang kebebasan para preman yang dibungkus dalam sebuah ormas. Kalau menegakkan hukum, ya aparat harus berani tegas dan menjebloskan ke penjara," katanya. (I020/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010