Palembang (ANTARA News) - Stadion atletik yang sedang dibangun Provinsi Sumatera Selatan di Komplek Olahraga Jakabaring Palembang untuk perhelatan SEA Games XXVI tahun 2011 adalah yang termegah di Indonesia.

"Stadion atletik untuk pelaksanaan SEA Games XXVI tahun 2011 ini merupakan stadion khusus atletik pertama di Indonesia dan menjadi yang termegah di negara kita," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Sumsel Rizal Abdullah, di Palembang, Kamis.

Dia menerangkan, stadion termegah karena terdiri atas delpn lintasan lari sintetis dan enam lintasan khusus untuk pemanasan.

"Umumnya stadion atletik tidak menyediakan stadion pemanasan, tapi di stadion yang sedang tahap pengerjaan ini akan disediakan enam lintasan pemanasan," ujar dia.

Untuk membangun venue atletik itu, dibutuhkan dana sekitar Rp80 miliar, lanjut dia.

"Kontruksi bangunan akan menggunakan sistem `design and built`. Dimana, perencanaan dan pelaksanaan dilakukan secara Fast-Track," ucap dia.

Dia mengungkapkan, untuk lintasan sintetis menghabiskan biaya Rp30 miliar dan merupakan sumbangan dari PT Pertamina.

"Kekurangan biayanya kemungkinan akan diambil dari sumbangan perusahaan migas di Sumsel," ungkap dia.

Menurut dia, stadion atletik Sumsel ini semakin istimewa karena dilengkapi Swiss Timing dari produk ternama Omega untuk pengukur catatan waktu pertandingan.

"Selama 25 kali pelaksanaan SEA Games belum pernah ada yang menggunakannya. Kita menjadi yang pertama, sehingga stadion ini sudah bisa dikatakan berstandar Olimpiade," kata dia.

Dia mengatakan, alat Swiss Timing ini nantinya juga dipasang di tiga venue, yakni stadion atletik, kolam renang dan lapangan tembak.

"Untuk cabang lain mungkin akan kita sewa, namun untuk tiga venue itu kita pastikan akan dipasang secara permanen," ucap dia.

Stadion atletik yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan 18 Agustus lalu, ditargetkan rampung pada Juni tahun 2011 sehingga dapat digunakan atlet Indonesia menjalani pemusatan latihan nasional jelang SEAG.
(ANT039/F002)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010