Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menuntut kedua operator PAM yakni PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta untuk dapat mengalirkan air bersih ke warga pada Sabtu (8/5) malam.

"Saya sudah mendesak kedua operator untuk segera mempercepat normalisasi distribusi air bersih," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo usai bertemu dengan kedua pimpinan operator PT Palyja dan Aetra di Balaikota DKI, Jakarta, Jumat.

Para pelanggan PAM sudah dua minggu terakhir mengalami kekurangan pasokan air bersih dimana di beberapa tempat air bahkan sama sekali tidak mengucur.

Sebelumnya, Aetra menjanjikan bahwa tiga hari kedepan atau Senin (10/5) air akan mengalir kembali sementara Palyja belum menentukan kapan air akan mengucur tapi hanya mengatakan pekan depan.

Atas permintaan Gubernur, Palyja menyatakan sanggup untuk mengalirkan air bersih secepatnya pada Sabtu besok sementara Aetra tetap menyatakan bahwa air bersih dari segi kualitatif dan kuantitatif baru akan kembali normal pada Senin malam.

Hal itu dikarenakan Aetra adalah pihak yang mengalami gangguan paling parah akibat endapan lumpur didepan pipa dan kerusakan pompa air baku di Curug, Waduk Jatiluhur.

Selain itu, Aetra juga mengalami kerusakan pompa pengolahan air baku di IPA Pulogadung, Jakarta Timur yang berakibat terhentinya pengolahan air sebanyak 3.800 liter per detik.

Presiden Direktur PT Aetra, Sjahril Japarin mengatakan bahwa Jumat (8/5) pagi Aetra telah berhasil memproduksi air dengan kapasitas belum maksimal, hanya sebesar 1.000 liter perdetik dan Jumat siang diperkirakan dapat ditambah kapasitasnya menjadi 2.000 liter perdetik serta Sabtu malam dapat ditambah menjadi 3.000 liter perdetik.

Sementara untuk kekurangan kapasitas 800 liter perdetik, Sjahril mengatakan akan membutuhkan waktu lagi karena kerusakan yang dialami cukup parah.

"Namun Aetra memastikan Senin malam seluru produksi air sebesar 3.800 liter perdetik sudah berfungsi kembali. Artinya, senin malam, seluruh pelanggan Aetra dan Palyja sudah bisa menikmat air bersih kembali dengan normal," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Direktur PT Palyja Herawati Prasetyo menyatakan gangguan pelayanan kepada warga pelanggan PAM adalah disebabkan berkurangnya pasokan air baku.

"Sejak 24 April, pasokan air bau yangkami terima dari PJT II sudah menurun drastis. Dampak terbesar terjadi di bulan Mei. Operator hanya mengolah dan mendistribusikan air, sehingga menurunnya pasokan air baku akan sangat berdampak kepada produksi," ujarnya.
(T.A043/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010