Ambon (ANTARA News) - Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja menilai penyelenggaraan lomba layar internasional Darwin (Northern Teritorry) - Ambon, provinsi Maluku semakin berkualitas dari tahun ke tahun.

"Lomba layar internasional Darwin-Ambon semakin berkualitas dan ditandai dengan meningkatnya jumlah peserta setiap tahun," katanya di Ambon, Minggu.

Dia mengatakan, lomba layar yang pertama kali digelar oleh Cruising Yacht Association of the Northern Territory Incorporated (CYANT) tahun 1976 sekaligus menandai kerja sama kota bersaudara (sister city) Darwin-Ambon Lomba ini, kini semakin diminati para pencinta olahraga kapal layar di dunia.

Lomba yang sempat terhenti penyelenggaraannya akibat konflik sosial yang melanda Ambon dan Maluku pada umumnya tahun 1999, saat digelar kembali tahun 2006 hanya diikuti empat kapal layar, tetapi tahun 2010 jumlahnya bertambah menjadi 16 kapal layar.

"Jumlah peserta yang terus meningkat menunjukkan lomba ini mulai bergairah dan bergengsi kembali. Saya yakin beberapa tahun mendatang jumlahnya akan menjadi puluhan bahkan ratusan kapal layar yang mengikutinya," ujarnya.

Apalagi, situasi dan kondisi di Ambon dan Maluku pada umumnya saat ini semakin aman dan menjamin kunjungan wisatawan ke daerah ini.

Selain itu, pelaksanaan lomba juga mendapat dukungan penuh pemerintah kota Ambon dan Darwin serta masyarakat kedua wilayah yang telah mengikat kerja sama di berbagai bidang itu, di samping dukungan pemerintah pusat melalui Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar).

"Kembudpar memberikan perlakuan dan perhatian istimewa terhadap lomba layar ini ternasional ini. Hal ini dibuktikan dengan disediakan piala bergilir oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata sejak tahun 2006 lalu, di samping bonus dan dukungan lainnya demi suksesnya lomba ini," katanya.

Pihaknya bersama Wali Kota Darwin Graeme Sawyer juga telah bersepakat meningkatkan kerja sama saling menguntungkan dan berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pererat hubungan emosional antara masyarakat Ambon dan Darwin di masa mendatang, termasuk menggencarkan promosi lomba layar itu ke mancanegara sehingga semakin banyak peserta yang akan mengikutinya di tahun mendatang.

Papilaja berharap para peserta lomba juga dapat berkunjung ke daerah lainnya di provinsi Maluku selain ibu kota provinsi Maluku, sebelum kembali ke daerah asalnya.

"Silahkan berkunjung ke daerah lainnya di Maluku sebelum kembali ke daerah asal, seperti Saumlaki Ibu kota kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Kisar (Maluku Barat Daya) dan Kepulauan Banda, karena daerahnya juga terkenal cantik dan kaya potensi wisata bahari maupun kebudayaan dan sejarah masa lalu," katanya.

Pemerintah maupun masyarakat di daerah lainnya di Maluku, juga siap memberikan pelayanan optimal serta sambutan hangat penuh suasana kekeluargaan, di samping suguhan seni dan hiburan bernuansa kultural bagi para peserta kapal layar yang akan berkunjung.

Lomba layar menempuh perjalanan sejauh 600 mil laut itu, digelar sebagai salah satu rangkaian program kerja sama kota bersaudara (sister city) Darwin-Ambon yang dilakukan pemerintah kedua wilayah sejak tahun 1976 lalu.

Lomba awalnya diselenggarakan oleh Cruising Yacht Association of the Northern Territory Incorporated (CYANT).

Asosiasi itu menyelenggarakan perlombaan perahu layar pada tahun 1976 hingga 1998 dan selanjutnya ditangguhkan karena alasan instabilitas keamanan di Maluku.

Pada perkembangannya, jumlah peserta semakin bertambah dan tercatat tahun 1999 mencapai 140 kapal layar, tetapi pelaksanaan dibatalkan akibat ketidakstabilan keamanan di Ambon akibat konflik sosial yang terjadi.

Lomba ini baru dihidupkan kembali dan diawali dengan kunjungan perwakilan dari Ambon ke Darwin pada April 2006 dengan mengusung misi memulai kembali pelaksanaan kegiatan perlombaan. Selama masa kunjungan, pendekatan dilakukan kepada Dinah Beach Cruising Yacht Association Incorporated (DBCYA).

Asosiasi itu menunjukkan ketertarikan dengan menyaratkan situasi Ambon sudah dinyatakan aman. Ketika delegasi DBCYA dikirimkan ke Ambon dan memastikan situasi aman serta siap menyambut pelayaran internasional tahun 2006 hingga 2009 lalu.

Pada tahun 2009, juara umum Darwin-Ambon Yacht Race diraih perahu layar Mai Tai dengan skipper Colin Wilesmith dan berhak atas trophy Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Perahu layar Mai Tai juga meraih gelar juara multihull division, disusul Lightfoot (Graham Shaw) dan Cruise Missile (Wayne Huxley). Di kategori Monohull Division juara pertama diraih perahu layar Jasmin (Michael O`Keefe), disusul Maralinga (John Jordan). (JA/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010