good governance masih merupakan ilusi"
Surabaya (ANTARA News) - Pakar Ilmu Akuntansi dari Universitas Airlangga Surabaya Bambang Tjahjadi menilai maraknya mafia di Indonesia sebagai bukti  good governance (ketatakelolaan yang baik) masih ilusi atau fatamorgana.

"Maraknya mafia pajak, mafia paspor, mafia tanah, mafia obat, mafia pendidikan, mafia hukum, mafia kejahatan narkoba, dan mafia-mafia lainnya menguatkan bukti bahwa good governance masih merupakan ilusi," katanya di Surabaya, Minggu.

Guru Besar Unair Surabaya itu menegaska, goodgovernance tidak ditentukan oleh sumberdaya alam yang melimpah karena  dengan good governance negara miskin pun bisa kaya.

Dia menyebutkan Korea Utara, Taiwan, Singapura, Hong Kong, Israel, dan Denmark sebagai contoh-contoh negara miskin sumber daya alam namun kaya karena good governance.

Mengutip pakar Kaplan dan Norton, dia menyebutkan, "Negara miskin SDA (sumber daya alam) tapi akhirnya menjadi kaya itu karena menerapkan tiga hal yakni human capital (modal manusia), information capital (modal informasi), dan organization capital (modal organisasi)."

Ia menjelaskan modal manusia adalah pengembangan sumberdaya manusia yang kompeten dan berkarakter, modal informasi adalah penguasaan teknologi, sedangkan modal organisasi adalah organisasi yang baik.

"Karena itu, solusinya adalah bagaimana membumikan good governance, sehingga bukan hanya pidato, workshop, atau bahkan penandatangan Pakta Integritas. Itu tidak cukup," katanya, lalu menambahkan semua itu memerlukan sistem manajemen terintegrasi.(*)

E011/F002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011